Kualifikasi Materi Pers Dakwah Didalam Proses
Penerbitan Pers
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kata pers yaitu istilah kata yang tidak abnormal lagi di indera pendengaran kita. Banyak orang berasumsi pers identik dengan seorang wartawan, namun sebetulnya bukan itu saja, melainkan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh media termasuk didalamnya yaitu wartawan. Lalu bagaimana pengertian pers yang sebanarnya, atau pengertian pers berdasarkan para ahli dan bagaimana sejarah pers islam hingga hingga ketika ini, serta fungsi dan peranan pers islam khususnya di Indonesia.
Istilah “pers” berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers meliputi semua media komunikasi massa, menyerupai radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/ membuatkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam pengertian sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, menyerupai surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya yang dikenal sebagai media cetak.
Pers dakwah yaitu merupakan sebuah institusi ke-dakwah-an sebagai bentuk seni administrasi pencapaian keberhasilan dalam memberikan dakwah dengan metode yang berbeda dengan metode Rasulullah, tetapi masih dengan tujuan yang sama yaitu penyampaian pedoman Islam kepada semua orang dan menegakkan kalimat Allah di seluruh permukaan bumi.
Keberadaan kajian administrasi pers dakwah sendiri bertujuan untuk efektifitas pelaksanaan kegiatan dakwah islamiyah melalui jurnalistik, yang diatur sedemikian rupa semoga memperoleh keberhasilan dengan perwujudan tujuan tersebut, semoga kegiatan dakwah dan kegiatan jurnalistik saling bersinergi dalam pencapaian tujuan untuk menegakkan agama Islam. Munculnya Pers merupakan salah satu komponen yang membuktikan kehidupan insan berada dalam ere modern. Hal ini terindikasi dari desain pesan yang dipakai sebagai alat komunikasi bukan lagi sebatas lisan, tapi sudah memakai media yang sangat canggih dan efisien.
Islam sebagai agama missionaris(dakwah) mewajibkan umatnya untuk berlaku amar ma’ruf nahi mungkar. Seiring berjalanya waktu, penyampaian pesan dakwah tidak melulu bangun di atas mimbar atau dalam majelis ta’lim. Singkat kata dakwah islam harus berkembang mengikuti kemajuan zaman. Dan munculnya dunia pers, harus bisa di maksimalkan umat islam sebagai salah satu alat dakwah.
B. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan duduk kasus dipakai untuk membatasi duduk kasus yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, duduk kasus dibatasi pada pembagian terstruktur mengenai bahan pers dakwah.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini terdapat beberapa penjabaran bahan dari latar belakang diatas. Diantaranya yaitu:
- Bagaimana pengertian pers dakwah ?
- Bagaimana kualifikasi bahan pers dakwah?
- Bagaimana pola bahan pers dakwah?
D. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.Untuk mengetahui pengertian pers dakwah.
2.Untuk mengetahui kualifikasi bahan pers dakwah.
3.Untuk mengetahui contoh bahan pers dakwah.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pers Dakwah
Arti pers berasal dari bahasa inggris “press” artinya menekan atau mengepres. Secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kata luas yaitu yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak, maupun dengan media elektronik menyerupai radio, televisi, maupun internet.[1]
Pers dakwah yaitu komunikasi massa yang bersifat mengajak pada kebaikan dan selalu mengedapankan prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah yang diajarkan oleh agama islam yang bersumber pada Al-Quran ataupun Assunah.[2]
Pers dakwah merupakan sebuah institusi ke-dakwah-an sebagai bentuk seni administrasi pencapaian keberhasilan dalam memberikan dakwah dengan metode yang berbeda dengan metode Rasulullah, tetapi masih dengan tujuan yang sama yaitu penyampaian pedoman Islam kepada semua orang dan menegakkan kalimat Allah di seluruh permukaan bumi.[3]
B. Kualifikasi Materi Pers Dakwah
Kualifikasi atau tingkatan bahan pers dakwah, ada beberapa bahan dalam pers dakwah, dimakalah ini penulis mengambil satu dari beberapa bahan yaitu Fungsi Pers Dakwah
Beberapa fungsi pers dakwah meliputi
1. Fungsi menyiarkan informasi
Menyiarkan informasi yaitu fungsi pers yang pertama dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabat alasannya yaitu memerlukan informasi mengenai banyak sekali insiden yang terjadi.
2. Fungsi mendidik
Fungsi kedua pers ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa, pers memuat goresan pena yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik bias secara implisit dalam bentuk berita, sanggup juga secara ekspisit dalam bentuk artikel atau tajuk recana.
3. Fungsi menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat pers untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel-artikel yang berbobot. Maksudnya untuk melemaskan pikiran sesudah pembaca dihidangi informasi dan artikel yang berat.
4. Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi yang mengakibatkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi pers secara impisit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artike. Sedangkan fungsi mempengaruhi secara khusus untuk bidang perniagaaan terdapat pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan,
Demikian pula pers dakwah selain mempunyai fungsi pers secara umum yang telah disebutkan di atas, pers dakwah juga memiiki fungsi sebagai sarana dakwah, dimana pers dakwah sebagai medianya, dengan demikian tentunya tidak dibatasi pada sisi kepentingan semata.
Pers Islam di Indonesia, mengingat banyaknya lapisan kultur, budaya dan agama, maka Pers Islam cenderung menyesuaikan dengan pasarnya. Dewasa ini belum terlihat Pers Islam yang benar-benar mencerminkan nilai Islam secara penuh, baik dari kemasan maupun isinya.
Terlepas dari kemasan ataupun tampilan, keberadaan pers Islam sebagai media dakwah sedikit banyaknya telah berperan aktif dalam pembentukan huruf bangsa Indonesia. Dan pers Islam disini bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang semata-mata memang berhaluan kesana, contohnya pesantren, ulama, dsb. Namun, sekarang banyak orang atau forum yang tidak terlalu fokuspun banyak yang menerbitkan yang namanya pers Islam. Tinggal disini kita harus membatasi, mana yang memang membawa kepentingan umat Islam dan mana yang tidak. Dalam arti, menghindari pers Islam yang hanya berorientasi pada kepentingan bisnis dan pasar semata.
Dakwah sanggup didefinisikan sebagai penyebarluasan pedoman atau paham, dan media merupakan alat penyebaran itu. Makara media dakwah yaitu alat penyebaran pedoman atau paham. Maka, pengemasannya pun harus benar-benar bisa diterima pembaca yang notabene mempunyai banyak pilihan untuk menentukan media mana yang selayaknya dikonsumsi. Dalam artian, pers Islam sebagai media dakwah harus bisa sedemikian mungkin untuk menarik simpati pasarnya, dengan tentunya tidak melepaskan visi dan misinya sebagai media dakwah.
Perkembangan media cukup umur ini, memungkinkan terjadinya persaingan ataupun perang media. Dan disini, tugas pers Islam harus bisa menandingi dan menetralisir segala kekeliruan yang dilakukan media lainnya. Sebagai media dakwah, sudah semestinya pers Islam bersifat provokatif dan melaksanakan agitasi-agitasi yang sanggup mempengaruhi pembacanya dan ini sanggup dilakukan dalam banyak sekali cara serta pendekatan. Seperti yang dilakukan oleh Republika, yang berada pada jalur umum, disini republika dituntut untuk berhati-hati dalam memainkan kiprahnya sebagai media dakwah, atau jikalau tidak maka Republika akan kehilangan pasar atau umat pembacanya yang notabene berlatar umum.[4]
C. Contoh Materi Pers Dakwah
Berikut ada beberapa pola soal bahan pers dakwah, meliputi:
a. Pengertian pers yang bebas dan bertanggungjawab
b. Tujuan pembentukan dewan pers yang independen
c. Pengertian isyarat etik jurnalistik
d. Aturan isyarat etik jurnalistik/kode etik wartawan Indonesia
e. Kode praktik bagi media Pers/Jurnalistik
f. Kasus penyimpangan isyarat etik jurnalistik oleh media
g. Dll
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pers dakwah merupakan sebuah institusi ke-dakwah-an sebagai bentuk seni administrasi pencapaian keberhasilan dalam memberikan dakwah dengan metode yang berbeda dengan metode Rasulullah, tetapi masih dengan tujuan yang sama yaitu penyampaian pedoman Islam kepada semua orang dan menegakkan kalimat Allah di seluruh permukaan bumi.
Keberadaan kajian administrasi pers dakwah sendiri bertujuan untuk efektifitas pelaksanaan kegiatan dakwah islamiyah melalui jurnalistik, yang diatur sedemikian rupa semoga memperoleh keberhasilan dengan perwujudan tujuan tersebut, semoga kegiatan dakwah dan kegiatan jurnalistik saling bersinergi dalam pencapaian tujuan untuk menegakkan agama Islam. Munculnya Pers merupakan salah satu komponen yang membuktikan kehidupan insan berada dalam ere modern. Hal ini terindikasi dari desain pesan yang dipakai sebagai alat komunikasi bukan lagi sebatas lisan, tapi sudah memakai media yang sangat canggih dan efisien.
Islam sebagai agama missionaris(dakwah) mewajibkan umatnya untuk berlaku amar ma’ruf nahi mungkar. Seiring berjalanya waktu, penyampaian pesan dakwah tidak melulu bangun di atas mimbar atau dalam majelis ta’lim. Singkat kata dakwah islam harus berkembang mengikuti kemajuan zaman. Dan munculnya dunia pers, harus bisa di maksimalkan umat islam sebagai salah satu alat dakwah
B. SARAN
Dengan mempelajari proses penerbitan pers selain bisa mengetahui bagaimana proses penerbitan yang baik dan benar. Mengetahui perihal suatu kualifikasi bahan pers dakwah didalam proses penerbitan pers juga merupakan cara yang baik dalam proses belajar. Oleh alasannya yaitu itu sebagai kaum pelajar kita harus mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.Pelajar yaitu masyarakan yang terpelajar. Yang dianggap sebagai kaum pelajar, alasannya yaitu mereka berpendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
v Kusumaningrat, Hikmat. 2009. Jurnalistik Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
v Kusumaningrat, Hikmat. 2009. Jurnalistik Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.