Makalah Perkembangan Islam Pada Era Pertengahan



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah dan Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
          Sejarah perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu: priode klasik (650 -1250 M), priode pertengahan (1250 – 1800 M) dan priode modern (1800 – sekarang).Yang dimaksud kurun pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang diawali semenjak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) hingga timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800 M.Priode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar (1500 – 1800 M).
2.2. Masa Kemunduran I (1250 -1500 M)
1. Dinasti Jengiskhan
              Dinasti Jengiskhan disebut masa kemunduran lantaran masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.Bangsa Mongol ini berasal dari kawasan pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah hingga ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka mempunyai tabiat yang kasar, suka berperang dan berani menghadapi maut untuk mencapai keinginannya .Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan hingga raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) hingga raja-raja selanjutnya ialah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan. Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini ialah kawasan yang terletak antara Asia kecil di barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al Mu’tashim menolak untuk menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung.                                                                   
              Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng benteng kota ini sanggup ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas sanggup melarikan diri, dan diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia tersebut.Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya sanggup ditaklukkan kecuali Mesir.
              Tentara Kerajaan Mamalik yang ketika itu sedang berkuasa di Mesir sanggup memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu. Diantaranya ialah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam.
              Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam, menyerupai astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim.
              Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah bersahabat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi tragedi kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin tornado dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka.
Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan saling memerangi .Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

2. Dinasti Timur Lenk
              Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam.”Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M.
              Ia menaklukkan Khurasan, terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, contohnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayit yang dibalut dengan kerikil dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari 70000 kepala insan yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki kawasan Syria cuilan utara.
              Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibentuk Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayit menghadap ke luar. Banyak bangunan, menyerupai sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan. Hamah, Hom’s dan Ba’labaka berturut-turut jatuh ke tangannya. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia menciptakan 120 menara sebagai tanda kemenangan.Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki, lantaran kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara.
              Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71 tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.Sekalipun Timur Lenk ini populer sangat ganas dan kejam, tetapi ia sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para ulama. Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia mendapatkan dengan hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan masdjid yang megah dan indah.

3. Kaum Mamluk
              Di Mesir Satu-satunya penguasa Islam yang sanggup memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang ketika itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa semenjak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena sanggup menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.
              Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga sanggup melumpuhkan tentara Salib di sepanjang bahari tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, menciptakan Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan bahari tengah dengan Eropah.
              Hasil pertanian juga meningkat.Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, menyerupai sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, menyerupai Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain. Demikain pula dalam bidan arsitektur.
              Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah menyerupai sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.Kerajaan Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya isu terkini kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki Usmani yang kemudia sanggup memenangkan perang melawan tentara Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki.


4. Spanyol
              Pada kurun pertengahan ini Islam hanya berkuasa di kawasan Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 kurun setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain menyerupai Cordova telah jatuh ke tangan Katolik pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Katolik pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan lantaran terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan.
              Dilain pihak umat Katolik berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak bisa lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di kawasan ini. Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan gres mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

2.2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)

1. Kerajaan Turki Usmani

Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akhir serangan tentara ongol,kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akhir serangan bangsa Mongol itu,
            Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan gres mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini ialah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling usang bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk mengetahui labih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani.
a. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
            Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah (Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami kawasan Mongol dan kawasan utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada kurun ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah (Bosworth,1990:163).
            Pada kurun ke-13 M, mereka menerima serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari proteksi di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil (Hasan, 1989:324-325). Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena proteksi mereka inilah, Bizantium sanggup dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan menentukan kota Syukud sebagai ibukota (Yatim, 2003:130).
            Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas kawasan yang didudukinya. Penguasa pertamanya ialah Usman yang sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas. Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi sentra kerajaan. Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa kini dia raja yang besar dan dia menawar biar raja-raja kecil itu menentukan salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang. Setelah mendapatkan surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau membayar Jizyah.
            Mereka yang tidak mau mendapatkan tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta proteksi kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar, sehingga mereka sanggup ditaklukkan. Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan usaha sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek moyangnya.

b. Perkembangan Turki Usmani
            Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan sanggup diperluasnya. Ia menyerang kawasan perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
            Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini sanggup menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melaksanakan perluasan kawasan ke benua Eropa. Ia sanggup menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Mrerasa cemas terhadap perluasan kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), sanggup menghancurkan pasukan sekutu K RISTEN Eropa tersebut.
            Ekspansi Bayazid I sempat berhenti lantaran adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu sanggup diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha dia yang pertama yaitu meletakkan dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha dia kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
            Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), perluasan dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa dia merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, lantaran dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania hingga batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu bahari Merah, bahari Tengah dan bahari Hitam (Ambari, 1993:211).
            Usmani yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa system kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi. Usmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama pemerintahan Usmani ialah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak. Dalam rentangan kurun pertama dan kurun pertengahan dari pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir diperbaiki, aktivitas pertanian meningkat dengan pesat dan aktivitas perdagangan dikembangkan melalui pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India dan Mesir (Lapidus, 1999:553). Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa) memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang biar jangan hingga jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam kehidupan masyarakat 
 
 c. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
            Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani sanggup di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim, 2003:133-134). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
            Untuk pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, taktik tempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul hingga Orkhan ialah masa pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya sentra pendidikan dan training militer, sehingga terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah . Selain itu kerajaan Usmani menciptakan struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai kawasan tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan aturan bagi kerajaan Usmani hingga datangnya reformasi pada kurun ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya di tambah gelar al-Qanuni (Hitti, 1970:713-714).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
            Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya ialah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran wacana etika dan tata krama dalam istana rajaraja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan anutan wacana prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan karakter diambil dari Arab (Toprak, 1981:60). Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol lantaran mereka lebih memfokuskan pada aktivitas militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani .
3. Bidang Keagamaan
            Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi aturan yang berlaku. Oleh lantaran itru, anutan ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan dia mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap duduk kasus keagamaan yang terjadi dalam masyarakat. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
     1.Mereka ialah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
     2.Mereka mempunyai kekuatan militer yang besar.
     3.Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang                    berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa (Al Nadwi, 1987:244).                      
            Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.
d. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
            Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak kejayaan daripada kerajaan Turki Usmani. Beliau populer dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah dia wafat bertahap Turki Usmani mengalami kemunduran. Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah kudeta antara putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan tetapi meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa kurun masih dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima kurun lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M (Yatim, 2003:135).
            Sultan Sulaiman di ganti Salim II. Pada masa pemerintahan Salim II (1566-1573 M), pasukan bahari Usmani mengalami kekalahan atas serangan adonan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus dan sebagian armada pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Kekalahan ini mengakibatkan Tunisia sanggup direbut musuh.
            Pada masa pemerintahannya, keadaan dalam negeri mengalami kekacauan. Hal itu disebabkan lantaran ia mempunyai kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin kacau setelah naiknya Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1671 M) dan Musthofa I (1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam mengeluarkan fatwa biar Musthofa I turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M). Pada masa pemerintahan Sultan Murad IV (1623-1640 M), mulai mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara keseluruhan, masa pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang oleh Ibrahim (1640-1648 M),yang pada masanya orang-orang Venesia melaksanakan peperangan bahari dan berhasil mengusir orang Turki Usmani di Cyprus dan Creta pada tahun 1645 M. Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita kekalahan dalam penyerbuan ke Hungaria. Dan juga pada tahun 1676 M dalam pertempuran di Mohakes, Hungaria. Turki Usmani dipaksa menandatangani perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang berisi pernyataan penyerahan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg. Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More dan sebagian Dalmatia kepada penguasa Venesia. Pada tahun 1770 M pasukan Rusia mengalahkan armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun kemenangan ini sanggup direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M). Dan pada tahun 1774 M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa menandatangani kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan benteng-benteng pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengukuhan kemerdekaan atas Crimea (Ali, 1993:191).
            Pemerintahan Turki, masa pasca Sulaiman banyak terjadi kekacauan-kekacauan yang mengakibatkan kemunduran dalam mempertahankan Turki Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini dikarenakan benyaknya berganti pemimpin atau penguasa yang hanya meperebutkan jabatan tanpa memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang lebih terarah pada tegaknya kerajaan Usmani. Sifat dari pada para pemimpin juga mempengaruhi keadaan kerajaan Usmani, menyerupai halnya sifat buruk yang dilakukan Sultan Murad III (1574-1595 M) yakni yang selalu menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan moral Sultan Murad yang buruk itu mengakibatkan timbulnya kekacauan dalam negeri Usmani itu sendiri.     
Banyaknya kemunduran yang dirasakan selama kurang lebih dua kurun ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada gejala membaik hingga setengah pertama dari kurun ke -19 M. Oleh lantaran itu, satu persatu negara-negara di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan Usmani ini memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan memberonak terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga beberapa didaerah timur tengah mencoba berdiri memberontak. Dari sinilah sanggup disimpulkan bahwa kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan lantaran banyaknya terjadi kekacauan.                                                                                                                                                                                                              
2.4.  Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
            Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan lantaran banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya kudeta antara putera dia sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga lantaran melemahnya semangat usaha prajurit Usmani yang menimbulkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan.
            Selain faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang mengakibatkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya ialah :
1.  Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi           pada kerajaan Usmani, mengakibatkan pemerintahan merasa kesulitan dalam           melakukan manajemen pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman.             Sehingga manajemen pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya      penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan            sistem pemerintahan. Hal ini mengakibatkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2.  Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil perluasan dari    berbagai kerajaan, meliputi Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya        penduduk, maka jelaslah manajemen yang diharapkan juga harus memadai dan bisa           memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman             tidak mempunyai manajemen pemerintahan yang anggun di tambah lagi dengan       pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3.  Kelemahan para Penguasa Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian    penguasa. Penguasa-penguasa tersebut mempunyai kepribadian dan kepemimpinan yang     lemah jadinya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.
4. Pemberontakan Tentara Jenissari Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali             yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak          Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi         oleh keturunan dan golongan tertentu yang menimbulkan adanya pemberontakan-          pemberontakan.
  Merosotnya Ekonomi Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka          biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar,     sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
6. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi Ilmu dan Teknologi selalu      berjalan beriringan sehingga keduanya sangat diharapkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini lantaran hanya          mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi        dengan kemajuan ilmu dan teknologi mengakibatkan kerajaan Usmani tidak sanggup      menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
f. Catatan Simpul
            Nama kerajaan Usmani diambil dari nama Sultan pertama berjulukan Usman. Beliau dengan gigihnya meneruskan impian ayahnya sehingga sanggup menguasai suatu wilayah yang cukup luas dan sanggup dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal dari suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada kurun ke-13 mereka menerima serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari proteksi dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan Bizantium.
            Karena proteksi mereka, Sultan Alaudin sanggup mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani dengan Usman I sebagai sultannya.
            Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang berpengaruh dan baik. Banyak daerah-daerah yang sanggup dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam ialah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang populer dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan ialah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang populer dengan sebutan Sulaiman Agung.
            Dari perkembangan yang sangat baik itu maka Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam pemerintahannya diantaranya : 
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat berpengaruh dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibentuk undang-undang yang berkhasiat untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akan kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak begitu menonjol lantaran terlalu berfokus pada bidang kemiliteran.
c. Dalam Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam tradisi masyarakat. Mufti/Ulama' menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan berwenang memberi fatwa resmi terhadap duduk kasus keagamaan yang dihadapi masyarakat.
4. Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu kawasan kekuasaannya melepaskan diri, lantaran tidak ada pengganti pemimpin yang berpengaruh dan cakap.
2.5 Kerajaan safawi
            Kerajaan safawi di Persia Cikal bakal kerajaan ini bergotong-royong berasal dari perkumpulan pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini sanggup dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran terpelajar balig cukup akal ini. Gerakan tarekat ini usang kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya menjelma tentara yang teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang berpengaruh yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah sanggup menguasai seluruh wilayah Persia dan cuilan timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya sanggup menguasai beberpa kawasan yang dikuasi Turki Usmani menyerupai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M sanggup menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis sanggup dikusainya.
            Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, mahir sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah.
              Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga contohnya dalam bentuk kerajinan tangan menyerupai keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin usang semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza ialah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II ialah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan Husein ialah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain ialah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.


2.6. Kerajan Mughal di India
             
              Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri seperempat kurun setelah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat proteksi raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga sanggup menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga sanggup ditaklukkannya.
              Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M) sanggup menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal lantaran terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) sanggup menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama gres yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan lantaran perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M).
              Sesudah Aurangzeb ialah Sultan-sultan yang lemah yang tidak sanggup mempertahankan kelanjutan kerajaan MughalBeberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-bahan celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih sanggup dinikmati hingga ketika ini ialah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan contohnya bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang mengakibatkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantau                     
     gerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula
     kekuatan pasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam                                 
     mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.
b.  Dekadensi moral dan hidup glamor di kalangan pembesar kerajaan                                     
     yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c.  Terlampau kasarnya perilaku Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya                                
     yang mengakibatkan terjadinya konplik antara agama, contohnya aliran Syikh,                       
     Syi’ahdan sunni.
d.  Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal
     adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam di Indonesia :
1.  Dalam bidang pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi             rasional.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali,             dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, sanggup menawarkan pengaruh     positif yang mempunyai peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan anutan Islam yang sangat pesat sanggup menyebarkan Syiar agama        Islam, Sehingga nilai-nilai anutan Islam sanggup dianut dan dilaksanakan masyarakat        muslim di Indonesia.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.

B. SARAN                                    
1. Sebaiknya, kita harus lebih memahami lagi wacana sejrah perkembangan    Islam khususnya pada kurun pertengahan.
2. Sebaiknya, kita juga harus melestarikan budaya-budaya Islam yang berkembang khususnya ditanah air kita biar tidak punah.
3. Sebaiknya, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, biar tidak mengalami kehancuran menyerupai akhir godaan setan yang terkutuk.
Share on Google Plus

About Raden

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.