Makalah Sosiolinguistik
Fungsi-Fungsi Bahasa
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sosiolinguistik
Dosen Pembimbing : Umi Kulsum, MA
Disusun Oleh :
Nurusshobah (1111021000006)
Dini Amalia Ramdani (1111021000109)
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
PENDAHULUAN
Bahasa
alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang
penutur kepada orang lain. Seperti halnya perasaan senang, benci, kagum, marah,
jengkel, sedih, dan kecewa dapat diungkapkan dengan bahasa, meskipun tingkah laku,
gerak gerik, dan mimik juga berperan dalam pengungkapan ekspresi batin itu.
Karena bahasa ini digunakan manusia
dalam segala tindak kehidupan, sedangkan perilaku dalam kehidupan itu sangat
luas dan beragam, maka fungsi-fungsi bahasa itu bisa jadi sangat banyak sesuai
dengan banyaknya tindak dan perilaku serta keperluan manusia dalam kehidupan.
Oleh karena itu, dalam pelbagai kepustakaan kita mungkin akan menemukan rincian
fungsi-fungsi bahasa yang berbeda dan beragam.[1]
PEMBAHASAN
Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk
menyampaikan pikiran sudah mempunyai sejarah yang panjang jika kita menelusuri
sejarah studi bahasa pada masa lalu. Pada
abad pertengahan (500-1500 M) studi bahasa kebanyakan dilakukan oleh para ahli
logika atau ahli filsafat.[2]
Dalam komunikasi antar individu, setiap kalimat yang diucapkan
mempunyai fungsi yang khusus ialah memberitahukan, menanyakan atau
memperingatkan tentang sesuatu fakta. Dalam hal ini pembicara mengharapkan
bahwa lawan bicaranya dapat menangkap atau mengerti fungsi dari kalimat yang
diucapkan pembicara tersebut. Apabila terdengar gagal menangkap fungsi
tersebut, maka dikatakan ia salah mengerti.[3]
Secara tradisional kalau ditanyakan apakah bahasa itu, akan dijawab
bahwa bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga
perasaan.[4] Dalam
hal ini, Wardhaugh (1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa
fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun,
fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yang menurut Kinneavy disebut: fungsi
ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, dan fungsi
entertainmen.[5]
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa
bahasa alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit
sebab seperti dikemukakan Fishman (1972) bahwa yang menjadi persoalan
sosiolinguistik adalah “who speak what languange to whom, when and to what
end”. Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa itu, antara lain, dapat dilihat
dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicara.[6]
Ada tiga aspek penting dari fungsi bahasa,
yakni :
1. Speech Act
Pada waktu
seseorang berbicara, ia sebenarnya memperlihatkan suatu speech act tertentu yang dapat berupa action meminta, meyakinkan, berjanji, menyuruh dan lain-lainnya.
Dalam berbicara ini, kadang-kadang ia mempergunakan kalimat langsung dan
kadang-kadang kalimat tidak langsung.
Contoh kalimat langsung : Ambilkan
sehelai kertas!
Contoh kalimat tidak langsung : Siapa
yang dapat mengambilkan kertas sehelai?
Dari kedua contoh tersebut terlihat adanya perbedaan struktur
kalimat, meskipun speech act-nya
sama, yaitu meminta.
Peranan intonasi dan konteks pembicaraan
mempunyai peranan penting dalam membantu pendengar untuk menentukan yang
dimaksud dalam suatu tuturan. Namun demikian masih belum jelas bagaimana suatu
kalimat dimengerti fungsinya oleh pendengar sebagai menyuruh atau memberitahu
misalnya. Begitu pula mengenai bagaimana kalimat sindiran (kalimat tidak
langsung) dapat ditangkap maknanya atau tertangkap fungsinya oleh pendengar.
Diduga dalam hal ini peranan berpikir dan fungsi-fungsi penting lainnya ikut
menentukan.
2. Thematic
Structure
Thematic
Structure adalah penilaian tentang keadaan mental (mental state) pendengar pada saat seseorang berbicara.
Seorang
pembicara harus mempunyai gambaran kira-kira tentang apa yang ada pada pikiran
pendengarnya pada waktu itu, yaitu pada waktu ia berbicara. Ia harus
memperkirakan hal-hal apa saja yang telah diketahui oleh pendengar dan hal-hal
yang belum. Dengan demikian, pembicara tidak perlu menceritakan sesuatu
yang telah diketahui pendengar. Selain
itu, seorang pembicara harus dapat mengarahkan percakapan karena berbicara
merupakan suatu enterprice yang
kooperatif, dimana masing-masing ingin memuaskan apa yang diinginkan oleh
pembicara dan pendengar.
Thematic Structure ini mempunyai fungsi yang sama pada semua
bahasa dan pada umumnya mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
·
Menyampaikan informasi baru dan informasi
lama (informasi yang sudah ada),
·
Menyampaikan subyek dan predikat, dan
·
Menyampaikan
kerangka (frame) dan sisipan (insert).
Dalam menggunakan kalimat, pembicara harus mempertimbangkan
bermacam-macam hal dan harus melakukan kerjasama dengan pendengarnya.
Dalam suatu pembicaraan biasanya informasi baru itu akan diberi
tekanan pada bagian kalimat tertentu, misalnya suara agak meninggi atau
mengadakan jeda. Dengan kata lain kalimat itu diberi tekanan suara (Vocal Stress).
Selain
pemberian tekanan suara sebagai tanda adanya informasi baru, maka predikat
dalam suatu kalimat pada umumnya juga merupakan informasi baru. Sedangkan subyek
merupakan informasi yang sudah ada. Hal ini disebabkan karena dalam suatu
pembicaraan biasanya pendengar mengetahui tentang apa yang dibicarakan (subyek)
oleh pembicara, tetapi belum mengetahui keterangan tentangnya.
3. Propositional
Content
Karena
pembicara ingin menyampaikan ide-ide tertentu kepada pendengar, maka kalimat
yang dipilihnya harus pula merefleksikan jalan pikiran si pembaca mengenai
obyek-obyek, kejadian-kejadian dan fakta-fakta yang ada seperti yang
dimaksudkan oleh speech act melalui kalimat tersebut. Ide-ide ini sering pula disebut sebagai an ideational content. Kalau pendengar dapat menangkap ide yang
terkandung dalam suatu kalimat, berarti isi kalimat tersebut atau propositional content-nya memenuhi
syarat sebagai proper idea. Jadi propositional content dari suatu kalimat tidak lain adalah
kombinasi dari proposisi-proposisi yang di ekspresikan.
Melalui ketiga aspek yang telah diuraikan tadi fungsi suatu kalimat
dapat dimengerti oleh pendengar meskipun peranan berpikir dan fungsi-fungsi
kognisi yang lain perlu kita perhitungkan.[7]
KESIMPULAN
Dalam komunikasi antar individu, setiap kalimat yang diucapkan
mempunyai fungsi yang khusus ialah memberitahukan, menanyakan atau
memperingatkan tentang sesuatu fakta.
Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau
alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep, atau juga perasaan, baik berupa lisan maupun tulisan.
Lima
fungsi dasar menurut Kinneavy yaitu: fungsi
ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, dan fungsi
entertainmen.
Menurut Fishman, fungsi-fungsi bahasa itu, antara lain, dapat
dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicara
Ada tiga
aspek penting dari fungsi bahasa, yakni : speech act, thematic structure, propositional content.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik-Perkenalan Awal. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
Chaer,
Abdul. Psikolinguistik-Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Mar’at,
Samsunuwiyati. Psikolinguistik-Suatu Pengantar. Jakarta: PT Refika
Aditama, 2009.
[1] Abdul Chaer, Psikolinguistik-Kajian
Teoritik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 33.
[2] Abdul Chaer dan
Leonie Agustina, Sosiolinguistik-Perkenalan Awal (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 15.
[3] Prof. Dr.
Samsunuwiyati Mar’at, Psi., Psikolinguistik-Suatu Pengantar (Jakarta: PT Refika Aditama, 2009), h. 31.
[4] Abdul Chaer
dan Leonie Agustina, h. 14.
[5] Abdul Chaer, h.
33.
[6] Abdul Chaer dan
Leonie Agustina, h. 15.
[7] Prof. Dr.
Samsunuwiyati Mar’at, Psi., h. 31-34.