Konsep Dan Ruang Lingkup Materi Pembelajaran





A.    Latar Belakang
Manusia di ciptakan dengan anugerah nalar pikiran yang menimbulkan insan sanggup mengambil suatu sumber pelajaran dari kondisi sekitarnya. Yang dimaksud dalam hal ini yaitu interaksi insan dengan insan lain, kondisi lingkungan, peristiwa, literatur atau bahkan benda yang sanggup dijadikan sebagai suatu sumber belajar. Sumber berguru dalam dunia pendidikan sanggup diartikan sebagai suatu informasi yang disajikan dan disimpan dalam banyak sekali bentuk media sebagaiwahana bagi siswa atau penerima didik untuk melaksanakan proses perubahan tingkah laris dan membantu siswa tersebut dalam acara pembelajaran sebagai perwujudan dari kurikulum yang telah ditetapkan.

Dalam sistem pendidikan modern, fungsi guru sebagai distributor penyampai pesan-pesan pendidikan sepertinya perlu dibantu dengan media pendidikan,agar proses berguru mengajar pada khususnya dan proses pendidikan pada umumnya sanggup berlangsung secara efektif dan efisien. Hal itu disebabkan antara lain, materi pendidikan yang akan disampaikan semakin bermacam-macam dan luas mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat.
Dewasa ini guru bukanlah satu satu-satunya sumber berguru dan penyampaikan pesan-pesan pendidikan. Namun berkembang melalui media-media pendidikan yang bermacam-macam dan bervariasi sebagai alat bantu pendidikan, yang juga berfungsi sebagai penyalur pesan-pesan pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, termasuk pembelajaran berbasis kompetensi, materi asuh dipilih sesudah identitas mata pelajaran, standarkompetensi, dan kompetensi dasar ditentukan. Sebelum melaksanakan pemilihan materi asuh lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep materi asuh yang sebagai dasar untuk langkah selanjutnya yang berkenaan dengan materi ajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud materi pembelajaran?
2.      Apa tujuan pengembangan materi pembelajaran?
3.      Apa saja ruang lingkup materi pembelajaran?
4.      Apa prinsip-prinsip pengembangan materi pembelajaran?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan definisi materi pembelajaran.
2.      Menjelaskan tujuan pengembangan materi pembelajaran.
3.      Menjelaskan ruang lingkup materi pembelajaran.
4.      Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan materi pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Bahan Pembelajaran
Semua materi yang dipakai untuk mendukung proses berguru disebut sebagai materi asuh (teaching material). Menurut National Centre for Competency Based Training 2007 (dalam Anonim, 2014 ), pengertian materi ajar yaitu segala bentuk materi yang dipakai untuk membantu guru atau pelatih dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan sanggup berupa materi tertulis maupun tidak tertulis. Depdiknas 2006 (dalam Shopia, 2014) mendefinisikan materi asuh atau materi pembelajaran (instructional materials) sebagai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari penerima didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Makara bahan atau materi asuh yaitu segala bentuk materi atau materi yang disusun secara sistematis yang dipakai untuk membantu guru/ pelatih dalam melaksanakan acara berguru mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan asuh atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan perilaku atau nilai.
Jenis materi asuh berupa  fakta contohnya nama-nama obyek, insiden sejarah, lambang, nama tempat, nama orang. Termasuk materi konsep yaitu pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau serpihan suatu obyek. Termasuk materi prinsip yaitu dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau kekerabatan antar konsep yang menggambarkan kekerabatan lantaran akibat. Materi jenis mekanisme yaitu materi yang berkenaan dengan langkah- langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas.
Materi jenis perilaku (afektif) yaitu materi yang berkenaan dengan perilaku atau nilai, contohnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam acara pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa materi asuh itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan memakai instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.

B.       Tujuan Pengembangan Bahan Pembelajaran
Pengembangan materi asuh ini mempunyai tujuan. Gatot (dalam Krisma, 2014) memberikan tujuan di atas melalui kutipan berikut. Pengembangan materi asuh mempunyai tujuan terencana, yaitu:
·           Mempersiapkan acara pembelajaran dalam banyak sekali situasi supaya sanggup berlangsung secara optimal,
·         Meningkatkan motivasi pengajar untuk mengelola acara berguru mengajar,
·         Mempersiapkan acara berguru mengajar dengan mengisi bahan-bahan yang selalu baru, ditampilkan dengan cara gres dan dilaksanakan dengan taktik pembelajaran yang gres pula.


Tujuan pengembangan materi asuh berdasarkan Mbulu (dalam Krisma, 2014) ada empat hal, yaitu:
·           Diperolehnya materi asuh yang sesuai dengan tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran,
·           Tersusunnya materi asuh sesuai struktur isi mata pelajaran dengan karakteristiknya masing-masing,
·           Tersintesiskan dan terurutkannya topik-topik mata pelajaran secara sistematis dan logis, dan
·           Terbukanya peluang pengembangan materi asuh secara kontinu mengacu pada perkembangan IPTEK.
Sedangkan berdasarkan Kemendiknas (dalam Krisma, 2014) tujuan pengembangan pembelajaran ada tiga hal sebagai berikut.
·           Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan semoga tidak terlalu bersifat verbal,
·           Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik penerima didik maupun pengajar
·           Dapat dipakai secara sempurna dan bervariasi.

C.      Ruang Lingkup Bahan Pembelajaran
Mengembangkan pembelajaran juga mempunyai batasan-batasan dan hal-hal yang perlu diperhatikan guna membuat materi asuh yang baik, relevan, dan memadahi. Menurut Hamdani (dalam Prisnamasari, 2014), ruang lingkup materi asuh meliputi:

1.        Judul, Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Bahan pembelajaran terdiri dari beberapa unsur utama, yaitu judul, mata pelajaran stansart kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Judul adaah cerminan atau gamabaran umum dari isi materi pembelajaran. Sedangkan standar kompetensi yaitu kompetensi yang hendak dicapai secara umum di dalam materi ajar. Dalam kurikulum 2013, nama standar kompetensi berkembang menjadi kompetensi inti. Kompetensi dasar yaitu perincian dari standart kompetensi/kompetensi inti, dan indikator yaitu cara yang di tempuh untuk mencapai kompetensi dasar. Kelima unsur di atas merupakan identitas dan hal yang fundamental yang harus ada dalam materi pembelajaraan, semoga sanggup diketahui dengan gampang apa yang akan di capai dan diinginkan oleh kurikulum.
2.        Petunjuk Belajar
Petunjuk berguru merupakan alur atau langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah pembelajaran. Petunjuk ini ditujukan pada siswa dan juga guru. Petunjuk berguru dibentuk dengan bahasa yang gampang di pahami. Sedangkan untuk siswa sanggup di lengkapi dengan gambar untuk menarik minat belajar.
3.        Kompetensi yang akan dicapai
Kompetensi yaitu nilai atau konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam setiap materi pembelajaran. Hal ini terkait dengan materi selanjutnya lantaran semua ini berkesinambungan. Kompetensi sanggup dicapai dengan banyak sekali cara, bisa melalui materi ataupun kegiatan.


4.        Kontent atau Isi Materi Pembelajaran
Inti dari pembelajaran tersebut yang harus dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dimiliki.
5.        Informasi Pendukung Info atau Sumber Berita yang lain yang Mendukung Terhadap Materi Pembelajaran
Selain materi pembelajaran yang ada didalam kurikulum, perlu adanya informasi atau materi komplemen yang mendukung. Informasi atau sumber informasi lain di perlukan lantaran tidak semua yang ada dalam kurikulum relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Hal ini sangat di pengaruhi oleh kondisi geografis daerah, kondisi sosial ekonomi, dan taraf pendidikan masyarakat di suatu kawasan tersebut. Setiap kawasan tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kawasan lainnya. Oleh lantaran itu informasi komplemen sangat dibutuhkan untuk mendukung materi pembelajaran yang sudah ada dalam kurikulum.
6.        Latihan-Latihan
Latihan-latihan sanggup disajikan berupa soal maupun kegiatan. Latihan ini sanggup berupa soal yang terdapat pada final sub bab, final bab, maupun pegayaan.  Sedangkan latihan yang berupa acara bisa berupa acara diskusi, eksperimen, maupun demonstrasi.
7.        Petunjuk Kerja, sanggup Berupa Lembar Kerja (LK)
Petunjuk kerja yaitu langkah-langkah atau instruksi yang memperjelas proses kerja suatu acara atau soal. Petunjuk kerja harus dibentuk dengan singkat, padat, dan terang semoga gampang di pahami pembaca.


8.        Evaluasi
Evaluasi yaitu cara yang ditempuh untuk mengetahui hasil. Evaluasi mencakup 3 aspek, yaitu penilaian kognitif, penilaian afektif (sikap), dan penilaian ketrampilan. Evaluasi kognitif umumnya ditempuh dengan memakai soal. Sedangkan penilaian afektif  berupa soal maupun pengamatan. Evaluasi ketrampilan sanggup berupa acara atau soal. Evaluasi yang berupa soal sanggup berupa soal pada final bab, maupun final semester.
9.        Respon atau Balikan terhadap Hasil Evaluasi
Respon atau balikan terhadap hasil  evaluasi sanggup menjadi indikasi berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Jika seteah penilaian dilakukan, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan sanggup diberikan soal perbaikan.  Sedangkan jikalau hasil penilaian bak, sanggup diberikan soal pengayaan.
Dalam memilih cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek berikut:
1. Tiga Aspek Dasar Pendidikan  
Tiga aspek dasar pendidikan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif terkait dengan pengetahuan yang akan disajikan dalam materi pembelajaran. Aspek ini berupa fakta, prinsip, konsep, maupun prosedur. Aspek afektif berkaitan dengan perilaku dan nilai yang termuat dalam materi pembelajaran. Aspek psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak sesudah mendapatkan pengalaman belajar. Aspek ini merupakan kelanjutan dari hasil berguru kognitif dan afektif. Dalam penentuan ruang lingkup ketiga aspek tersebut  harus jelas, lantaran ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan taktik dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu dipakai dalam memilih cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materi.
2. Keluasan Cakupan Materi
Keluasan cakupan materi menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimaksudkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Materi tersebut menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserti didik. Sebagai contoh, proses fotosintesis sanggup diajarkan di SD,SLTP, dan SLTA, juga di perguruan tinggi tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan berbeda. Semakin tinggi jenjang pendidikannya akan semakin luas dan detail cakupan aspek materi ihwal proses fotosintesis yang dipelajari.
3. Kecakupan (Adequacy)
Kecakupan artinya memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran. Kecakupan ini hendaknya cukup memadai dalam membantu penerima didik menguasain kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya, jikalau dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memperlihatkan pemahaman kepada siswa ihwal pembiasaan makhluk hidup, cakupan materi yang harus disampaikan yaitu pengertian adaptasi, tujuan adaptasi, bentuk-bentuk adaptasi, dan manfaat pembiasaan baik bagi binatang maupun tumbuhan.
D.      Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Pembelajaran
Pengembangan materi asuh harus didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu semoga tujuan di atas sanggup diwujudkan. Olivia (dalam Mbulu, 2004:7) memperlihatkan sepuluh prinsip pengembangan materi ajar, yaitu:
1.      Perubahan kurikulum diminta dan dibutuhkan sekali.
2.      Kurikulum yaitu produk zamannya,
3.      Perubahan kurikulum pada masa yang lebih final selalu berkaitan dengan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum sebelumnya,
4.      Perubahan kurikulum salah satu akhir dari perubahan masyarakat,
5.      Pengembangan kurikulum didasarkan pada suatu proses pembuatan pilihan dari sejumlah alternatif,
6.      Pengembangan kurikulum tidak pernah berakhir,
7.      Pengembangan kurikulum lebih efektif ketika dilakukan secara komprehensif, tidak sebagai proses serpihan per bagian,
8.      Pengembangan kurikulum lebih efektif ketika dilakukan dengan mengikuti suatu proses sistematik
9.      Pengembangan kurikulum dimulai dari kurikulum itu sendiri.
Selain sembilan prinsip tersebut masih ada lagi prinsip-prinsip berdasarkan pendapat dari orang lain. Menurut  Mbulu (dalam Krisma, 2014) ada tujuh prinsip pengembangan materi asuh yaitu :
1.      Bertahap, artinya dilaksanakan mulai dari kelompok dan jenis mata pelajaran hingga dengan memutuskan isi dari setiap mata pelajaran
2.      Menyeluruh, artinya dilaksanakan dengan memandang isi setiap pelajaran secara menyeluruh tidak serpihan per bagian
3.      Sistematik, artinya dilaksanakan dengan memandang isi mata pelajaran sebagai kesatuan utuh dan melalui proses yang berulang-ulang
4.      Luwes, artinya sanggup mendapatkan hal-hal gres yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada ketika pengimplementasiannya
5.      Validitas keilmuan, artinya materi asuh didasarkan pada tingkat validitas dari topik yang ditata urutannya dan dijabarkan keterhubungannya harus benar-benar sanggup dipercaya
6.      Berorientasi pada pebelajar, artinya harus sesuai dengan karakteristik pebelajar dan memperhatikan kebutuhan serta perhatian/minat pebelajar
7.      Berkesinambungan, artinya pengembangan materi asuh merupakan proses yang tidak berhenti sekali jalan, tetapi merupakan proses yang menghubungkan setiap acara pengembangan, yaitu merancang, mengevaluasi, dan memanfaatkan.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Semua materi yang dipakai untuk mendukung proses berguru disebut sebagai materi asuh (teaching material). Tujuan diadakannya pengembangan materi asuh yaitu mempersiapkan acara pembelajaran dalam banyak sekali situasi supaya sanggup berlangsung secara optimal, meningkatkan motivasi pengajar untuk mengelola acara berguru mengajar, serta mempersiapkan acara berguru mengajar dengan mengisi bahan-bahan yang selalu baru, ditampilkan dengan cara gres dan dilaksanakan dengan taktik pembelajaran yang gres pula.
Mengembangkan pembelajaran juga mempunyai batasan-batasan dan hal-hal yang perlu diperhatikan guna membuat materi asuh yang baik, relevan, dan memadahi. Ruang lingkup materi asuh meliputi: (a) judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator, (b) petunjuk berguru (petunjuk siswa/guru), (c) kompetensi yang akan dicapai, (d) content atau isi materi pembelajaran, (e) informasi pendukung info, (f) latihan-latihan, (g) petunjuk kerja, sanggup berupa lembar kerja (LK), (h) evaluasi, dan (i) respon atau balikan terhadap hasil evaluasi. Prinsip-prinsip pengembangan materi asuh mencakup bertahap, menyeluruh, sistematik, luwes, validitas keilmuan, berorientasi pada pebelajar, dan berkesinambungan.



DAFTAR RUJUKAN


Anonim. 2014. Pengertian Bahan Ajar Menurut Ahli, (Online), (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=pengertian-bahan-ajar-menurut-ahli), diakses tanggal 2 Oktober 2016.

Krisma, Richa. 2014. Pengembangan Bahan Ajar. (online),  (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=pengertian-bahan-ajar-menurut-ahli?m=1). Diakses tanggal 3 Oktober 2016.

Shopia, Niwayan Ratih. 2014. Mengembangkan Bahan Ajar Bahasa, (Online), (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=pengertian-bahan-ajar-menurut-ahli), diakses tanggal 2 Oktober 2016.

Prisnamasari, Tatik. 2014. Makalah Pengertian dan Fungsi Bahan Ajar, (Online), (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=pengertian-bahan-ajar-menurut-ahli), diakses tanggal 3 oktober 2016.















 

Share on Google Plus

About Raden

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.