Psikologi Pendidikan


Nama                   : Mayuriko Olivia Pertiwi
NIM                      : 11140163000019
Kelas                     : Fisika 2 A
Mata Kuliah         : Psikologi Pendidikan
Alamat Blog         : mayurikooliviapertiwi.blogspot.com
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA




Definisi Psikologi Pendidikan

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga potongan yang pada prinsipnya saling berhubungan.[1]
1.    Psikologi yakni studi (penyelidikan) mengenai “ruh”
2.    Psikologi yakni ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”
3.    Psikologi yakni ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme
Dalam arti sempit pendidikan atau education berarti perbuatan ata proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Secara luas, pendidikan ialah...  the total process off developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life’s experiences. (Tardif, 1987). (Seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan sikap insan dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.[2]

Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.[3]

Definisi psikologi pendidikan berdasarkan Elliot dkk. gampang dimengerti maksudnya. Psikologi pendidikan merujuk pada suatu ilmu dimana dilakukan penerapan teori-teori ilmu psikologi dalam ruang lingkup pendidikan. Dalam sistem pendidikan, tentulah sering terjadi masalah-masalah yang menyangkut psikologis organisme pendidikan itu sendiri maka dari itu dibutuhkan teori-teori psikologi yang menyangkut kependidikan dalam upaya memecahkan duduk kasus tersebut. Psikologi pendidikan juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, dengan penerapan yang sempurna maka proses berguru pembelajaran akan lebih efektif sehingga akan terjadi kemajuan pendidikan.

Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah membuat insan dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada insan apa yang tidak diketahui.

Hadist Nabi:
Artinya : “mencari ilmu adalah  diwajibkan bagi setiap muslim pria dan perempuan dari mulai lahir hingga ke liang lahat.”

Hadist Nabi :
Artinya :”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”

 Hadist Nabi:
Artinya :”Pelajarilah ilmu lantaran sesungguhnya berguru semata-mata bagi Alloh itu merupakan kebaikan, dan mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah(pedekatan diri kepada alloh).





Manfaat Belajar Psikologi Pendidikan

1.    Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memperlihatkan banyak donasi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda ibarat di bawah ini[4]:

a.    Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)

Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati, lantaran karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh lantaran itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada banyak sekali tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna membuat proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan sanggup membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.

b.   Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas

Pemahaman yang baik perihal ruang kelas yang dipakai dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk memberikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang aman harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses berguru mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang sempurna dalam proses berguru mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses berguru mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru semoga sanggup membuat iklim sosio-emosional yang aman di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.

c.    Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan sanggup membantu guru dalam memilih taktik atau metode pembelajaran yang sempurna dan sesuai, dan bisa mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis berguru dan gaya berguru dan tingkat perkembangan yang sedang dialami penerima didik.

d.   Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik

Seorang guru harus memainkan kiprah yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi penerima didik. Bimbingan yakni jenis proteksi kepada siswa untuk memecahkan duduk kasus yang mereka hadapi. Pengetahuan perihal psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memperlihatkan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang dibutuhkan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

e.    Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Guru harus melaksanakan dua kegiatan penting di dalam kelas ibarat mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan penilaian membantu dalam mengukur hasil berguru siswa. Psikologi pendidikan sanggup membantu guru dan calon guru dalam membuatkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun memilih hasil-hasil evaluasi.

2.    Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar

a.    Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan sikap yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam memilih bentuk perubahan sikap yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

b.   Penggunaan Media Pembelajaran

Pengetahuan perihal psikologi pendidikan dibutuhkan guru untuk merencanakan dengan sempurna media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga sanggup memperlihatkan citra kasatmata kepada penerima didik.

c.    Penyusunan Jadwal Pelajaran

Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi penerima didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa ibarat matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam mendapatkan materi pelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, sanggup disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru untu merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan berguru mengajar di sekolah.


Metode Belajar Psikologi Pendidikan




Macam-Macam Metode pembelajaran :

1.    Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah yakni penerangan secara ekspresi atas materi pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, sanggup dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru sanggup mendorong timbulnya ide bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk dipakai dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian materi berguru yang berupa informasi dan kalau materi berguru tersebut sukar didapatkan.

2.    Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi yakni proses pelibatan dua orang penerima atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan duduk kasus sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang memakai metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi sanggup meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3.    Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran yakni bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa sanggup lebih dipusatkan.
b. Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih menempel dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang-kadang sukar melihat dengan terang benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda sanggup didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti kalau didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4.    Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus yakni metode pengajaran yang memakai lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5.    Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi yakni suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi yakni :

a.    Pengetahuan yang diperoleh penerima didik dari hasil berguru sendiri akan sanggup diingat lebih lama.
b.    Peserta didik mempunyai peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

Kelemahan Metode Resitasi yakni :

a.    Kadang kala penerima didik melaksanakan penipuan yakni penerima didik hanya menggandakan hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.    Kadang kala kiprah dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c.    Sukar memperlihatkan kiprah yang memenuhi perbedaan individual.

6.    Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental yakni suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melaksanakan acara percobaan dengan mengalami dan menunjukan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melaksanakan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, menunjukan dan menarik kesimpulan sendiri perihal obyek yang dipelajarinya.

7.    Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour (karya wisata) yakni metode mengajar dengan mengajak penerima didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya penerima didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8.    Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) yakni suatu metode mengajar dengan memperlihatkan pembinaan keterampilan secara berulang kepada penerima didik, dan mengajaknya eksklusif ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada penerima didik.

9.    Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu yakni suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian ekspresi maka setiapsiswa yang diuji harus eksklusif berhadapan dengan team pendidik tersebut

10.    Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11.    Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving sanggup memakai metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data hingga pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12.    Project Method

Project Method yakni metode perancangan yakni suatu metode mengajar dengan meminta penerima didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13.    Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan memakai sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

14.    Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang sanggup mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Setelah dijabarkan metode berguru diatas, metode berguru yang memudahkan saya pribadi dalam mempelajari psikologi pendidikan yakni metode demontrasi dan eksperimental. Pada metode ini, saya sanggup melihat eksklusif kasus atau duduk kasus yang bersangkutan dengan kajian psikologi pendidikan. Contohnya ketika mempelajari materi perkembangan dan pertumbuhan anak, dihadirkan secara eksklusif bawah umur kecil banyak sekali usia kemudian didemonstrasikan bagaimana perkembangan dan pertumbuhan mereka oleh para pengasuhnya yang berpengalaman. Setelah itu dilakukan pengamatan bersama kepada si anak eksklusif apakah benar hal-hal yang telah disampaikan oleh si pengasuh tadi. Lalu dibandingkan dengan teori-teori perkembangan dan pertumbuhan yang ada. Dengan metode ini, ilmu yang didapat akan lebih diingat dan dipahami.

Pertumbuhan dan Perkembangan



Perkembangan (developement) yakni proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga sanggup berarti sebuah tahapan perkembangan a stage of development ( McLeod, 1989). Dalam Dictionary of Psychologi (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya yakni tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan insan dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.[5]

Dalam memperlajari materi perkembangan dan pertumbuhan, yang paling menyenangkan yakni ketika dihadirkan bawah umur Day Care ke dalam kelas kemudian disana mahasiswa bisa bertanya banyak hal kepada pengasuh yang sangat luas wawasannya mengenai pertumbuhan dan perkembangan bawah umur Day Care. Di sana juga dilakukan pengamatan eksklusif dengan berinteraksi dengan anak-anak, menimbang berat tubuh mereka, mengukur tingginya, mengukur lingkar kepala, mengajak berbicara, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi.

Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh tuhan dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٦٧)
 Artinya:
Dia-lah yang membuat kau dari tanah kemudian dari setetes mani, setelah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kau sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kau hingga kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kau hidup lagi) hingga tua, di antara kau ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kau hingga kepada janjkematian yang ditentukan dan supaya kau memahami(nya).

Secara Pedagogis, pertumbuhan anak  berdasarkan pandangan islam. Dapat dilihat ibarat yang telah dikemukakan Nabi saw sesuai sabdanya :
قل انس : قل لنبى صلعم : الغلام ىعق عنه ىوم السابع وىسمى وىحاط عنه الاذى فاذابلغ ست سنىن ادب فاذا بلغ تسع سنىن عزل فرا شه فاذا بلغ ثلاث عشرة سنة ضرب على الصلاة فاذا بلغ ست عشرسنة زوجه ابوه ثم اخذ بىده وقال: اد بتك وعلمتك وانكحتك اعوذبالله من فتنتك فى اادنىا ؤعذابك فى الاخرة.
Artinya:
“berkata anas; bersabda Nabi saw; anak itu pada hari ketujuh dari lahirnya disembilihkan aqiqah dan diberi nama serta dicukur rambutnya, kemudian setelah umur enam tahun dididik beradab, setelah Sembilan tahun dipisah kawasan tidurnya, bila telah umur 13 tahun dipukul Karena meninggalkan sembahyang. Setelah umur 16 tahun dikawinkan oleh orang tuanya (ayahnya), ayhnya berjabat tangan dan mengatakan; saya telah mendidik kamu, mengajar dan mengawinkan kamu. Saya memohon kepada tuhan semoga dijauhkan dari fitnahmu di dunia dan siksamu di akhirat”


Teori Belajar



1.    Teori Humanistik

Menurut teori humanistik, proses berguru harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan insan itu sendiri. Oleh alasannya itu, teori berguru humanistik sifatnya lebih absurd dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan si yang dipelajari dari pada proses berguru itu sendiri. Teori berguru ini lebih banyak berbicara perihal konsep-konsep pendidikan untuk membentuk insan yang dicita-citakan, serta perihal proses berguru dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada penertian berguru dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman perihal proses berguru sebagaimana apa adanya, ibarat yang selama ini dikaji oleh teori-teori berguru lainnya.[6]

Teori ini lebih menitik beratkan pada proses belajarnya daripada hasil belajarnya. Saya baiklah dengan teori ini alasannya semua hal tidak lepas dari sebuah proses. Kita harus bisa menghargai sebuah proses. Seberat apapun sebuah proses entah terlihat orang lain atau tidak, namun proses harus tetap dihargai dan dianggap penting. Sebab sebuah hasil bisa saja di manipulasi namun proses tidak akan pernah bisa dimanipulasi.

Teori ini yakni teori berguru yang sesuai dengan saya sebagai mahasiswa jurusan sains, yaitu pendidikan fisika. Sebab tidak gampang mempelajari ilmu sains yang rumit penuh dengan teori, angka, rumus, penalaran, imajinasi, dan lainnya. Sering kali seorang mahasiswa sains mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dari para dosen.Hasil sanggup dimanipulasi oleh siapapun dan apapun, namun proses berguru tidak akan pernah bisa dibohongi dan dimanipuasi. Orang lain bisa menilai kita berdasarkan pendapat mereka dan bisa terjadi unsur subjektifitas maupun objektifitas. Maka mari kita hargai sebuah proses sebagai jembatan menuju hasil.

2.    Teori Behavioristik

Teori berguru behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner perihal perubahan tingkah laris sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini kemudian berubah menjadi aliran psikologi berguru yang kuat terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya sikap yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model kekerabatan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang berguru sebagai individu yang pasif. Respon atau sikap tertentu dengan memakai metode pembinaan atau adaptasi semata. Munculnya sikap akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.[7]

3.    Teori Kognitif

Teori kognitif lebih mementingkan sebuah proses berguru dari pada hasil dari berguru itu sendiri. Untuk penganut aliran kognitif mengungkapkan bahwa berguru bukanlah sekedar melibatkan kekerabatan diantara respon dan stimulus. Berbeda dengan model berguru behavioristik yang mempelajari setiap proses berguru hanya menjadi kekerabatan stimulus-respon.  Pada model berguru kognitif yakni suatu bentuk teori berguru yang sering disebut dengan model perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa sikap seseorang ditentukan oleh pendangan serta pemahamannya mengenai situasi yang berafiliasi dengan tujuan berguru mereka. Belajar yakni perubahan pandangan dan pemahaman yang tidak selalu bisa terlihat sebagai sikap yang nampak.[8]

4.    Teori Konstruksifisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme yakni suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh insan sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.[9]

Multiple Intellegence



Namun perlu ditekankan bahwa intelegensi itu bukanlah IQ di mana kita sering salah tafsirkan. Sebenarnya intelegensi itu berdasarkan “Claparde dan Stern” yakni kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Intelegensi yakni keahlian memecahkan duduk kasus dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan berguru dari pengalaman hidup sehari-hari. Minat terhadap intelejensi sering kali difokuskan pada perbedaan individual dan penilaian individual

Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan beragam atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh banyak legalisasi akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Kecerdasan berdasarkan Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan duduk kasus yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang mempunyai jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya,  akan memperlihatkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang mempunyai delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu mempunyai komponen inti dan ciri-ciri.

1.    Verbal/Linguistic Intelligence

Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Orang atau anak yang mempunyai kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:

a.    berkomunikasi ekspresi & tulis
b.    mengarang cerita
c.    diskusi & mengikuti debat suatu masalah
d.    belajar bahasa asing
e.    bermain “game” bahasa
f.     membaca dengan pemahaman tinggi
g.    mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat
h.    tidak gampang salah tulis atau salah eja
i.      pandai membuat lelucon
j.      pandai membuat puisi
k.    tepat dalam tata bahasa
l.      kaya kosa kata
m. menulis secara jelas

2.    Logical/mathematical Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan mempunyai kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta bisa mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    menghitung, menganalisis hitungan
b.    menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c.    memperkirakan
d.    memprediksi
e.    bereksperimen
f.     mencari jalan keluar yang logis
g.    menemukan adanya pola
h.    induksi dan deduksi
i.      mengorganisasikan/membuat garis besar
j.      membuat langkah-langkah
k.    bermain permainan yang perlu strategi
l.      berpikir absurd dan memakai simbol abstrak
m. menggunakan algoritme

3.    Visual/Spatial Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    arsitektur, bangunan
b.    dekorasi
c.    apresiasi seni, desain, denah
d.    membuat dan membaca chart, peta
e.    koordinasi warna
f.     membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g.    menciptakan dan interpretasi grafik
h.    desain interior
i.      dapat membayangkan secara detil benda-benda
j.      pandai navigasi, arah
k.    melukis, membuat sketsa
l.      bermain game ruang
m. berpikir dalam image atau bentuk
n.    memindahkan bentuk dalam angan-angan

4.    Bodily/kinesthetic Intelligences

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b.    atletik
c.    menari dan menata tari
d.    kuat dan terampil dalam motorik halus
e.    koordinasi tangan dan mata
f.     motorik kasar dan daya tahan
g.    mudah berguru dengan melakukan
h.    mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
i.      membuat gerak-gerik yang anggun
j.      pandai memakai bahasa tubuh

5.    Musical/Rhythmic Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan membuat dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    menyusun/mengarang melodi dan lirik
b.    bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c.    mudah mengenal ritme
d.    belajar dan mengingat dengan irama, lirik
e.    menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
f.     memainkan instrumen musik
g.    mengenali bunyi instrumen
h.    mampu membaca musik (not balok, dll)
i.      mengetukkan tangan, kaki
j.      memahami struktur musik


6.    Interpersonal Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara sempurna suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.  Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:


a.    mengasuh dan mendidik orang lain
b.    berkomunikasi
c.    berinteraksi
d.    beremphati dan bersimpati
e.    memimpin dan mengorganisasikan kelompok
f.     berteman
g.    menyelesaikan dan menjadi perantara konflik
h.    menghormati pendapat dan hak orang lain
i.      melihat sesuatu dari banyak sekali sudut pandang
j.      sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
k.    kerjasama dalam tim


7.    Intrapersonal Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan perihal kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    berfantasi, “bermimpi”
b.    menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
c.    mengontrol perasaan
d.    mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
e.    menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
f.     introspeksi
g.    mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
h.    mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
i.      memotivai diri
j.      mematok tujuan diri yang realistis
k.    memahami konflik dan motivasi diri

8.    Naturalist Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies; mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan kekerabatan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    menganalisis persamaan dan perbedaan
b.    menyukai tumbuhan dan hewan
c.    mengklasifikasi tumbuhan dan fauna
d.    mengoleksi tumbuhan dan fauna
e.    menemukan pola dalam alam
f.     mengidentifikasi  pola dalam alam
g.    melihat sesuatu dalam alam secara detil
h.    meramal cuaca
i.      menjaga lingkungan
j.      mengenali banyak sekali spesies
k.    memahami  ketergantungan lingkungan
l.      melatih dan menjinakkan hewan

Saya merasa bahwa multiple intelligence saya yakni visual dan interpersonal. Sebab saya suka dengan kerajinan tangan, hal-hal yang indah, warna-warna, dan sebagainya. Di sisi lain saya juga seorang yang perasa, saya sensitif, tidak terlalu suka diatur, dan lebih suka memimpin atau mengatur namun pastinya tetap menjaga perasaan orang lain. Saya juga gampang bersimpati, saya dengan mudahnya menangis kalau melihat rang lain sedang kesusahan atau melihan kakek-kakek mendorong sepeda di jalan menanjak sendirian tanpa ada yang membantu.

Multiple intelligence bisa dikembangkan. Menurut saya, saya bisa membuatkan intelegensi saya dengan banyak berlatih seni, menggambar, membuat kerajinan, ikut kegiatan sosial, berlatih menjadi socialpreneur, sering membantu orang lain, dan masih banyak lagi.

Motivasi



Motivasi yakni proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, sikap yang termotivasi yakni sikap yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.[10]
Motivasi berasal dari kata move yang artinya "bergerak". Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri yakni motif atau alasan atau bisa juga disebut bisa jadi merupakan sesuatu yang memotivasi. Motivasi sendiri bisa dikelompokkan menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal.  Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang berasal dari luar diri, maka motivasi internal yakni motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya bersifat sementara. Lain halnya dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal.[11]

Motivasi ekstrinsik yakni melaksanakan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insensif eksternal ibarat imbalan dan hukuman. Motivasi intrinsik yakni motivasi internal untuk melaksanakan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).

1.    Motivasi intrinsik        : didasarkan pada faktor-faktor internal, ibarat kebutuha organismik (otonomi, kompetensi, keterhubungan), ibarat juga rasa ingin tahu, tantangan dan usaha. Ketika kita termotivasi secara intrinsik, kita terlibat dalam sikap lantaran kita menikmatinya.
2.    Motivasi ekstrinsik      : melibatkan insentif eksternal ibarat penguatan dan hukuman. Ketika kita termotivasi secara ekstrinsik, maka kita terlibat dalam sikap tertentu lantaran ganjaran eksternal.

Ayat- ayat Al- Qur’an mengenai Fisika




“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (Al Imran :190) 
Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya tersirat beberapa makna antara lain adalah: alam semesta yang senantiasa berproses tanpa henti dan menyajikan banyak sekali tanda-tanda dalam seluruh dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang.

” Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang ada dilangit dan di bumi baik atas kesadarannya sendiri ataupun lantaran terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang”
(ar Raad :15)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan kita bahwa apapun nama dan bentuk tanda-tanda yang ditunjukan-Nya selalu mengikutisuatu sistem dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.

” Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. Dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kau melalui tingkat-demi tingkat”.  (Al Insyiqaaq 16-19) 

Allah SWT menampilkan tanda-tanda fisis untuk diartikan sebagai perumpamaan antara lain behwa terdapat 3 tahap yang harus dilalui insan yaitu : pertama, adanya ketidaktahuan kita ibarat kita melihat dalam kegelapan malam. Kedua, adanya keragu-raguan kita ibarat halnya kepekaan kita melihat cahaya merah di waktu senja dan ketiga, ditunjukan-Nya tanda-tanda fisis serta klarifikasi secara kasatmata dan membawa arahan keindahan dan keagungan-Nya.



Relativitas waktu yakni fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal masa ke-20. Sebelumnya, insan belumlah mengetahui bahwa waktu yakni sebuah konsep yang relatif, dan waktu sanggup berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka menunjukan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun bisa mengungkapkan fakta ini dengan terang sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi perihal waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu semoga azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu yakni ibarat seribu berdasarkan perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya yakni seribu tahun berdasarkan perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4).
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa insan mencicipi waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang insan sanggup mencicipi waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kau tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kau sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat terang dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, yakni bukti lain bahwa Al Qur'an yakni Kitab Suci.
Besi yakni salah satu unsur yang dinyatakan secara terang dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan banyak sekali manfaat bagi insan ...." (Al Qur'an, 57:25)

Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus dipakai untuk besi dalam ayat ini, sanggup diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini mempunyai keajaiban ilmiah yang sangat penting.

Ini dikarenakan inovasi astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibentuk dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak mempunyai struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya sanggup dibentuk dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak bisa lagi menanggungnya, dan hasilnya meledak melalui insiden yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini memperlihatkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis ibarat dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak sanggup diketahui secara ilmiah pada masa ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
KEBENARAN KISAH ASHABUL KAHFI DALAM ILMU FISIKA
Mereka serasa tertidur satu hari didalam gua, namun zaman ternyata telah berganti selama 309 tahun (pendapat lain menyatakan 350 tahun).
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعاً
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)

Bagaimana bisa?
Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu teori relativitas Einstein.

Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang.
Dan didalam Al Alquran surat Al Kahfi ayat 18 termaktub :
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظاً وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَاراً وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْباً
“Dan kau menerka mereka itu berdiri padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan kalau kau menyaksikan mereka tentulah kau akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kau akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.” (QS 18:18)
…Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri…” yang berarti mereka di dalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan mereka, sehingga mereka sanggup hidup melitasi zaman? Dari data-data yang kita dapatkan dari Al-Quran berikut analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus pembuktian kebenaran Ashabul Kahfi dalam Al-Quran.
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu berdasarkan mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang bergotong-royong yakni t = 309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Dan kalau nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus :
V2 = 0,99999.C2
V = 0,999999C
Dari penjabaran diatas, kalau para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa insiden tersebut sangatlah masuk budi untuk terjadi.
Kemudian klarifikasi lainnya.
“…Dan kalau kau menyaksikan mereka tentulah kau akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kau akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka…”

Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?
Seperti klarifikasi teori relativitas diatas, bahwa kalau suatu benda bergerak dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati oleh kerangka pola yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.
Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada ketika berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali ibarat semula. Sehingga setiap ketika mereka akan berubah dari ukuran semula… mengecil… menghilang… membesar… ukuran semula. Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana wujud mereka. Tentulah sangat mengerikan bukan?
Penjelasan berikutnya.
فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَداً
Maka Kami tutup indera pendengaran mereka beberapa tahun dalam gua itu, (QS 18:11)

Mengapa indera pendengaran mereka ditutup?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang indera pendengaran yang frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.
Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang mengakibatkan ledakan bunyi yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya beling dan bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang mengakibatkan bunyi yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca disekitarnya.
Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang, yang akan mengakibatkan ledakan bunyi ibarat halnya pesawat supersonic. Oleh lantaran itu sesuai dengan ayat 11 surat Al Kahfi indera pendengaran mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang indera pendengaran meraka dari ledakan-ledakan bunyi yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu cepat.
Dari analisis diatas kita sanggup menunjukan secara ilmiah kebenaran kisah Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap kisah fantasi. Karena mereka mengganggap kisah itu tidak masuk akal, dan selama ini belum terbukti orang bisa hidup tanpa makan dan minum hingga bertahun-tahun.
Dan mereka memvonis semua kisah yang tidak masuk budi tidak sanggup diterima sebagi suatu kebenaran. Persepsi yang demikian itu salah, analisis diatas menunjukan bahwa sesuatu yang tadinya tidak masuk budi menjadi masuk akal. Ini menunjukan bahwa budi insan itu terbatas, lantaran mungkin budi insan belum bisa mencerna dan menganalisis hal-hal tersebut.
Wallahu a’lam bishowab…



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. Pengertian dan Definisi Motivasi. 2010. (http://carapedia.com/pengertian_definisi_motivasi_info2010.html)

Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Rinika Cipta. 2004

Makmum, Abin Syamsudidin. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009)

Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 1996


Wahyono, Budi. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru. 2012. (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=manfaat-mempelajari-psikologi)



[1] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 1996), h. 8.
[2] Abin Syamsudidin Makmum, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 10.
[3] UNY, Materi Psikologi Pendidikan, TT, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Psikologi%20Pendidikan_1.pdf).
[4] Budi Wahyono, Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru, 2012, (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=manfaat-mempelajari-psikologi
[5] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.40-41.
[6] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Rinika Cipta, 2004, h. 68-78.
[7] Anil Desta, Teori Behavioristik, 2012, (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=manfaat-mempelajari-psikologi)
[8] Anonim, Teori Belajar Kognitif, 2012, (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=manfaat-mempelajari-psikologi)
[9] Annisa, Teori Belajar Konstruksifisme, 2011, (http://karyailmiahkampus.blogspot.com/search?q=manfaat-mempelajari-psikologi)
[10] John W. Santrock,  Educational Psychology, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h.510.
[11] Anonim, Pengertian dan Definisi Motivasi, 2010, (http://carapedia.com/pengertian_definisi_motivasi_info2010.html).

Share on Google Plus

About Raden

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.