Makalah Pengelolaan Limbah

BAB II
TENTANG LIMBAH
A.      Pengelolaan  Limbah Padat
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan
pembuangan limbah.
  1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan materi yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapat keseragaman ukuran / berat / volume.
Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat contohnya Syarat barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet, akan pribadi menempel. Misalnya untuk memisahkan adonan logam dan non logam.
  1. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil semoga pengolahannya menjadi mudah.
  1. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang gampang membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran binatang ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
  1. Pembuangan Limbah
Proses simpulan dari pengolahan limbah padat yaitu pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :
a)      Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, dilarang dilakukan pada sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat sanggup dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
1)      Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2)      Laut sebagai tempat rekreasi dan kemudian lintas kapal.
3)      Laut menjadi dangkal.
4)      Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya sanggup membunuh biota laut.


b)      Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :
1)      Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2)      Struktur tanah.
3)      Jaraknya jauh dengan permukiman.
4)      Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, tumbuhan atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak hemat lagi untuk kepentingan apapun.

B.     Pengelolaan  Limbah Cair
Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan simpulan harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk sanggup melakukan pengolahan air limbah yang efektif diharapkan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah sanggup dilakukan secara alamiah maupun dengan santunan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan santunan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan santunan peralatan contohnya dilakukan pada Instalasi PengolahanAir Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Dalam pengolahan air limbah bertujuan untuk mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga, melindungi binatang dan tumbuhan yang hidup didalam air, menghindari pencemaran tanah permukaa dan menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit. Sedangkan syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah yaitu Tidak menjadikan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum,tidak menjadikan pencemaran air permukaan, tidak menimbulkan pencemaran pada tumbuhan dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari, tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menjadikan penyakit, tidak terbuka dan harus tertutup, tidak menimbulkan anyir atau aroma tidak sedap.
Metode Pengelolaan Air Limbah.
Ada beberapa metode yang sanggup digunakan untuk mengelolah air limbah,diantaranya:
a.    Pengenceran (disposal by dilution).
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau bahari semoga mengalami pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara semacam ini sanggup mencemari air permukaan dengan basil pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada didalam air limbah itu. Apabila hanya cara ini yang sanggup diterapkan, maka persyaratan berikutharus dipenuhi:
   Air sungai atau danau dilarang digunakan untuk keperluan lain.
   Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40 kali3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir (tidak boleh stagnan) semoga tidak menimmbulkan bau.
b.    Cesspool
Bentuk cesspool ini ibarat sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir semoga air buangan gampang meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok semoga tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur didalamnya sanggup dihisap keluar atau dari semula dibentuk cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air higienis yaitu 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
c.    Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami pengolahan dalam system lain, contohnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami penyerapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibentuk pada tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian sanggup mencapai 6-10 tahun.
d.   Septic tank
Septic tank, berdasarkan WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank mempunyai 4 bagian, antara lain:
a.    Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami penguraian oleh basil pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.
b.    Ruang lumpur.
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah penuh, lumpur sanggup dipompa keluar.
c.    Dosing chamber.
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfungsi untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan semoga merata.
d.   Bidang resapan.
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan menyaring basil pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal bidang resapan ini 10meter dan dibentuk pada tanah berpasir.
e.    System Riool (sewage).
System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan, dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila digunakan untuk menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan jikalau kolam penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, contohnya ke tempat peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih memerlukan pengolahan.
Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:
a.    Penyaringan (screening)
Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung diatas permukaan air.
b.     Pengendapan (sedimentation).
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam kolam besar (sand trap) sehingga fatwa menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.
c.    Proses biologis
Proses ini memakai mikroba untuk memusnahkan zat organic di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
d.   Disaring dengan saringan pasir (sand filter).
e.    Desinfeksi Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh mikroba patogen.
f.     Pengenceran Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau bahari sehingga mengalami pengenceran. Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalan suatu instalasi khusus yang dibangun diujung kota.


C.    Pengelolaan  Limbah Gas
            Pencemaran udara bekerjsama sanggup berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.

1)     Mengontrol Emisi Gas Buang
·       Gas-gas buang mirip welirang oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon sanggup dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas welirang oksida sanggup dihilangkan dari udara hasil pembakaran materi bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter berair (wet scrubber).
·       Mekanisme kerja filter berair ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, lantaran filter berair juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
·       Gas nitrogen oksida sanggup dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor sanggup dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
·       Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang juga dapat dikurangi acara pembakaran materi bakar atau mulai memakai sumber materi bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2)     Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

a.      Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, semoga tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara higienis yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh  (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya

b.     Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators yaitu pengedap debu / bubuk yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon yaitu pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif   “berat” akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / bubuk yang sanggup diendapkan oleh siklon yaitu antara 5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.

c.      Filter Basah
Nama lain dari filter berair yaitu Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter berair yaitu membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari belahan atas alt, sedangkan udara yang kotor dari belahan bawah alat. Pada ketika udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapat hasil yang lebih baik sanggup juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter berair digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.

d.     Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akhir gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya. 

e.      Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya yaitu aerosol atau uap air. Alat ini sanggup membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini memakai arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan sentra silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di tempat sekitar sentra silinder. Hal ini mengakibatkan udara kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara higienis menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara higienis akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
                   Pada dasarnya limbah yaitu sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu menjadikan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi kini banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada karenanya lantaran masih banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang sanggup pula menimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnya
B.       Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah semenjak dini merupakan tindakan yang  baik untuk masa depan. Marilah kita gotong royong wujudkan lingkungan yang higienis dan sehat.
Share on Google Plus

About Raden

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.