Makalah Kerusakan Lingkungan


BAB 1
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

A.     Masalah Populasi Penduduk
Populasi insan yaitu ancaman terbesar dari kasus lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumb
er daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi sanggup tercapai. Tetapi kenyataannya yaitu populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup insan yang rendah.
Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar hingga 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah anda bayangkan berapa banyak materi pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk yang begitu banyak?
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan masakan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga masakan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menimbulkan erosi. Selain itu materi kimia yang digunakan sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat ancaman banjir.
Perkembangan urbanisasi di Indonesia perlu dicermati lantaran dengan adanya urbanisasi ini, kecepatan pertumbuhan perkotaan dan pedesaan menjadi semakin tinggi. Pada tahun 1990, persentase penduduk perkotaan gres mencapai 31 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2000 angka tersebut bermetamorfosis 42 persen. Diperkirakan pada tahun 2025 keadaan akan terbalik dimana 57 persen penduduk yaitu perkotaan, dan 43 persen sisanya yaitu rakyat yang tinggal di pedesaan. Dengan adanya sentralisasi pertumbuhan dan penduduk, maka polusi pun semakin terkonsentrasi di kota-kota besar sehingga udara pun semakin kotor dan tidak layak.
Kota-kota besar terutama Jakarta yaitu target dari pencari kerja dari pedesaan dimana dengan adanya modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya. Secara statistik, pada tahun 1961 Jakarta berpenduduk 2,9 juta jiwa dan melonjak menjadi 4,55 juta jiwa 10 tahun kemudian. Pada tahun 1980 bertambah menjadi 6,50 juta jiwa dan melonjak lagi menjadi 8,22 juta jiwa pada tahun 1990. Yang menarik, dalam 10 tahun antara 1990-2000 lalu, penduduk Jakarta hanya bertambah 125.373 jiwa sehingga menjadi 8,38 juta jiwa. Data tahun 2007 menyebutkan Jakarta mempunyai jumlah penduduk 8,6 juta jiwa, tetapi diperkirakan rata-rata penduduk yang pergi ke Jakarta di siang hari yaitu 6 hingga 7 juta orang atau hampir mendekati jumlah total penduduk Jakarta. Hal ini juga disebabkan lantaran lahan perumahan yang semakin sempit dan mahal di Jakarta sehingga banyak orang, walaupun bekerja di Jakarta, tinggal di daerah Jabotabek yang mengharuskan mereka menjadi komuter.
Pada akhirnya, pertumbuhan populasi yang tinggi akan menjadikan bundar setan yang tidak pernah habis. Populasi tinggi yang tidak dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang cukup akan menjadikan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang bisa menimbulkan harga menjadi mahal sehingga menyerupai yang sedang terjadi sekarang, inflasi semakin tinggi, harga materi masakan semakin tinggi sehingga kemiskinan pun semakin banyak. Semakin menurunnya konsumsi masyarakat akan menimbulkan perusahaan merugi dan mem-PHK karyawannya sebagai langkah efisiensi, sehingga semakin banyak lagi kemiskinan.
Jadi, kita gampang saja bilang, kapan negara kita bisa swasembada? Apa bisa kalau masih mau punya banyak anak? Bagaimana dengan masa depan anak cucu kita kalau lahan sudah tidak tersedia, tanah rusak jawaban materi kimia, air tanah terkontaminasi dan bahkan habis sehingga tidak bisa disedot lagi? Bagaimana kita mau menghemat masakan dan air kalau populasi terus berkembang gila-gilaan?
Krisis pangan sudah dimulai di seluruh dunia. Harga semakin melejit dan pada akhirnya bukan lantaran kita tidak bisa membeli makanan, tetapi apakah masakan itu bisa tersedia. Kalau bukan kita yang bertindak dari sekarang, masa depan anak dan cucu kita bisa benar-benar hancur sehingga kita yang berpesta pora pada ketika ini gres akan mencicipi akhirnya nanti.

B.      Masalah Pencemaran Lingkungan
Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling kehidupan atau organisme. Lingkungan yaitu kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara eksklusif maupun tidak eksklusif baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas pada tempat tertentu.
Masalah pencemaran merupakan suatu kasus yang sangat populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah pencemaran merupakan suatu kasus yang sangat perlu menerima penanganan secara serius oleh semua pihak untuk sanggup menanggulangi jawaban jelek yang terjadi lantaran pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk sanggup mencegah jangan hingga terjadi pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi lantaran proses alam atau juga lantaran perbuatan manusia. Dalam kurun modern ini banyak kegiatan atau perbuatan insan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan. Manusia yaitu merupakan satu­satunya komponen Lingkungan Hidup  biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan lingkungan hidup.
Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan yaitu insiden penyebaran materi kimia dengan kadar tertentu yang sanggup merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu menerima penanganan secara serius oleh semua pihak, lantaran pencemaran lingkungan sanggup menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan sanggup berakibat terhadap jiwa manusia.
Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya materi kimia ini, maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh materi kimia sanggup dibagi menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu:
  1. Pencemaran tanah
  2. Pencemaran udara
  3. Pencemaran air
Perubahan keadaan materi kimia yang tersebar dalam ketiga medium fisik lingkungan ini, baik secara eksklusif maupun tidak sanggup akan kuat terhadap kesejahteraan hidup insan dan mahluk hidup lainnya. Pengaruh ini sanggup terjadi dalam penggunaan: Medium air, untuk keperluan minum, memasak, sebagai pembersih, untuk keperluan industri dan pertanian. Medium tanah, untuk pertanian, tempat rekreasi, tempat olah raga, tempat tinggal dan sebagainya. Medium udara, semua makhluk hidup memerlukan udara untuk bernafas, tanpa udara  di bumi ini tidak akan ada kehidupan.
UPAYA MENGATASINYA PENCEMARAN LINGKUNGAN
Bersahabatlah dengan alam, bila tak ingin terkena kutukannya. Percayalah apa yang terjadi ketika ini bergotong-royong yaitu sebuah pengulangan yang terjadi dihidup kita. Istilah kerennya KARMA. Saat kita menanam sesuatu itu pulalah yang kita panen. Saat kita menciptakan lingkungan disekitar kita terkontaminasi entah itu membuang sampah disekenanya, berkendaraan dengan ugal-ugalan sehingga menimbulkan polusi udara yang meng-abu-abu-kan udara, atau merokok di dalam angkot tanpa mau menelan asapnya seorang diri. Tinggal menunggu waktu saja dan dampak pencemaran yang kita buat akan kembali kepada kita dan tragisnya ikut dirasakan oleh orang yang mungkin tidak ikut melaksanakan “dosa” tersebut. Bisa diumpamakan menyerupai “Nila setitik rusak air susu seblanga” pebuatan satu orang yang mencicipi akhirnya juga orang disekitarnya.
Oleh lantaran itu harus kita sadari bahwa Pencemaran lingkungan merupakan kasus kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, lantaran menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menuntaskan kasus pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, hingga ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.  Untuk menuntaskan kasus pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sumber Pencemar
Pencemar tiba dari banyak sekali sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan banyak sekali cara. Pencemar udara terutama tiba dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara sanggup pula berasal dari kegiatan gunung berapi.
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan banyak sekali pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.
Proses Pencemaran
Proses pencemaran sanggup terjadi secara eksklusif maupun tidak langsung. Secara eksklusif yaitu materi pencemar tersebut eksklusif berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, binatang dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menimbulkan pencemaran.
Pencemar ada yang eksklusif terasa dampaknya, contohnya berupa gangguan kesehatan eksklusif (penyakit akut), atau akan dirasakan sehabis jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam mempunyai kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam mempunyai keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.
Langkah Penyelesaian
Penyelesaian kasus pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, contohnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
Di bidang industri contohnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi eksistensi zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.
Tindakan pencegahan sanggup pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau materi bakar kendaraan bermotor dengan materi yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan sanggup pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap higienis dan sehat. Pengendalian sanggup berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi kasus lingkungan. Untuk permasalahan global menyerupai perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diharapkan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.
C.      Masalah IPTEK
Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang gandrung menggunakan teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi lantaran aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi komsumen dan ladang pembuangan produk teknologi lantaran tingginya tingkat ketergantungan akan suplai banyak sekali jenis produk teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya.
Tetapi jawaban tindakan pembiasaan yang harus dipenuhi dalam memenuhi ajakan akan banyak sekali jenis sumber daya (resources), supaya proses industri sanggup menghasilkan banyak sekali produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini sanggup kita lihat dari pesatnya perkembangan banyak sekali industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan banyak sekali produk yang dibutuhkan oleh manusia. Disamping itu, IPTEK dikembangkan dalam bidang antariksa dan militer, menimbulkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi banyak sekali produk yang dibutuhkan oleh insan dalam kehidupannya sehari-hari.
Gejala memanasnya bola bumi jawaban efek rumah beling (greenhouse effect) jawaban menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi sanggup dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan banyak sekali materi kimia secara tidak seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 – 20). Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan pencemaran lingkungan jawaban banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah tangga yang memperlihatkan ketidak perdulian terhadap lingkungan hidup. Akibat-akibat dari ketidak perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat merugikan manusia, yang sanggup mendatangkan tragedi bagi kehidupan manusia. Oleh lantaran itu, kasus pencemaran lingkungan baik oleh lantaran industri maupun komsumsi manusia, memerlukan suatu pola perilaku yang sanggup dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan lingkungan.
Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan hidup, lantaran permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup yaitu kekerabatan mahluk hidup, khususnya insan dengan lingkungan hidupnya. IImu perihal kekerabatan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991: 19). Lingkungan hidup yaitu sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya. keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya insan dengan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan insan serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996: 13).
Dari definisi diatas tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang sanggup mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan dibuat oleh lingkungan hidupnya. Hubungan insan dengan lingkungan hidupnya yaitu sirkuler, berarti bila terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya maka insan akan terpengaruh.
Uraian ini sanggup menjelaskan jawaban yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia. Misalnya, jawaban polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas oleh insan yang tinggal di lingkungan itu akan terkontaminasi oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini, perlakuan insan terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan hidupnya.
Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan insan atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun hingga ke tingkat tertentu yang menimbulkan lingkungan menjadi kurang atau tidak sanggup lagi berfungsi sesuai peruntukannya.
Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga dampak IPEK terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam yaitu; dampak secara kimiawi, fisik dan biologis. Resiko kimiawi jawaban IPTEk adalah: senyawa-senyawa kimia berbahaya yang terdapat di air, tanah, udara dan makanan. Resiko fisik jawaban IPTEk yaitu kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi, kebisingan, radiasi, sedimentasi. Resiko biologis jawaban IPTEk yaitu pathogen (bakteri, virus, parasit), dan materi kimia yang menjadikan kerusakan pada jaringan tubuh.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat materi yang menimbulkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu eksistensi insan dan kegiatan insan serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut polutan. Polusi disebabkan terjadinya factor-faktor tertentu yang sangat memilih ialah:
1.    Jumlah penduduk
2.    Jumlah sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu
3.    Jumlah Polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis SDA
4.    Teknologi yang digunakan
Penggunaan sumberdaya yang salah menimbulkan erosi, sedimentasi yang merusak, penggaraman tanah dan air, penggersangan lahan, banjri dsb. Limbah dan sisa proses menimbulkan contamination dan pollution atas udara, tanah dan air. Dampak menyebar dan meluas cepat lewat udara dan air. Penyebaran dan peluasan dampak lewat tanah eksklusif berjalan sangat lambat. Akan tetapi tanah sanggup bertindak sebagai penyimpan zat atau materi pencemar atau pengotor selama waktu usang dan dengan demikian menjadi sumber dampak yang nantinya akan tersebar lewat udara atau air. Zat pencemar yang tersimpan dalam tanah juga sanggup menyebar lewat serapan tumbuhan bersama dengan panenan yang diangkut dan digunakan ditempat-tempat lain. Kalau zat pencemar diserap tumbuhan pangan atau pakan, akan sanggup mnimbulkan pencemaran dakhil (internal pollution) atas orang atau ternak dimana-mana tempat memperjual belikan materi pangan atau pakan tersebut. Sumber pencemaran dakhil lebih sulit dilacak daripada sumber pencemaran lewat udara dan air.
Pencemaran sanggup tiba dari sumber niscaya contohnya dari akses pembuang limbah pabrik atau tiba dari sumber baur, contohnya dari ajaran limpas lahan pertanian, pencemaran sumber niscaya secara nisbi lebih gampang ditangani lantaran titik pelepasan materi pencemar terang dan susunan materi pencemar terbatas keanekaannya. Pencemaran sumber baur lebih suli ditangani kerana titik pelepasannya dan titik asalnya berada di mana-mana dan susunan materi pencemarannya sangat beraneka.
Ada dampak yang tinggal di tempat dampak itu ditimbulkan, contohnya pemampatan tanah oleh alat-alat berat dalam pembukaan lahan atau penggaraman tanah oleh system irigasi yang dirancang tanpa memperhitungkan neraca air pada antarmuka atmosfer tanah. Ada dampak yang diekspor ke tempat lain dari tempat asalnya, contohnya abrasi di hulu mengekspor dampak sedimentasi ke hilir atau asap kendaraan bermotor dari jalur jalan diekspor ke daerah pertanian atau pemukiman sepanjang jalan. Kawasan yang menimpor dampak menghadapi problem serupa dengan yang terkena.
Teknologi yang diandalkan sebagai istrumen utama dalam “revolusi hijau” bisa meningkatkan hasil pertanian, lantaran adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan banyak sekali jenis racun yang berbahaya bagi insan dan lingkungannya, bahkan jawaban rutinnya digunakan membuatkan jenis pestisida ataupun insektisida bisa memperkuat daya tahan hama tananam contohnya wereng dan kutu loncat.
Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa jawaban abrasi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih besar lagi bila diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan jawaban kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Terlepas dari banyak sekali keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang menyerupai Gresik, Suarbaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan suhu udara, sehingga banyak penduduk yang mencicipi kegerahan walaupun di daerah tersebut tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Amsyari (Sudjana dan Burhan (ed.), 1996:104), mencatat keadaaan lingkungan di beberapa kota di Indonesia, yaitu: Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri. Konsentrasi materi pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk menyerupai merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya.
Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di isu terkini kemarau, sedangkan di isu terkini penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan jawaban kondisi ekosistemnya yang telah rusak. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola menyerupai Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara menyerupai CO, NO2r S02, dan debu. Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, menyerupai minyak bumi dan batubara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Luas hutan Indonsia semakin sempit jawaban tidak terkendalinya perambahan yang disengaja atau oleh tragedi kebakaran. Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin memyempit dan mengalami pencemaran.

D.       Masalah Sumber Daya Alam (SDA)
Ketersediaan sumber daya alam di permukaan bumi sangat bermacam-macam dan penyebaran tidak merata. Ada sumber daya alam yang melimpah ruah dan ada pula yang jumlahnya terbatas atau sangat sedikit. Bahkan ada yang sekali diambil akan habis.
Bila terjadi ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan persediaan sumber daya alam, maka lingkungan hidup bisa berubah. Perubahan sebagai jawaban kegiatan insan hasilnya bisa baik, bisa juga buruk.Contoh perubahan lingkungan ke arah yang jelek yaitu pencemaran lingkungan ( pencemaran udara, air, dan tanah ), pembukaan hutan, dan permasalahan di bidang sosial. Umumnya, kerusakan sumber daya alam diakibatkan oleh pengelolaan tanpa perhitungan. Bentuk-bentuk kerusakan sumber daya alam di Indonesia antara lain sebagai berikut.
A.      Pertanian
Pengundulan hutan merupakan salah satu referensi kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumuhi alang-alang. Akibat lebih jauh, ketika isu terkini hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif. Hal ini bisa menimbulkan banjir, sementara itu ketika isu terkini kemarau tempat menyerupai itu akan terjadi akan mengalami kekurangan air.
B.        Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah, menyerupai menggunakan pukat harimau juga menimbulkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan. Apalagi bila menggunakan materi peledak, tidak saja ikan besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati.
C.        Teknologi dan Industri
Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu, traktor memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah. Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa materi bakar, buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.
D.        Pencemaran
Pencemaran ( polusi ) yaitu insiden berubahnya keadaan alam ( udara, air, dan tanah ) lantaran adanya unsur-unsur gres atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran yaitu sebagai berikut :
  1. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor sanggup mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan sulfur dioksida. Karbon dioksida menjadikan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon monoksida sanggup meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan sulfur dioksida menimbulkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.
  1. Pencemaran suara
Pencemaran bunyi sanggup timbul dari bising-bising bunyi mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan sanggup pula terjadi pencemaran bunyi yang bersumber dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran bunyi sanggup menjadikan timbulnya banyak sekali penyakit dan gangguan pada insan dan binatang ternak, menyerupai gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.
3. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan bahari tercemar, akhirnya banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak bisa hidup lagi. Selain itu air sungai dan bahari yang terkontaminasi itu juga menjadikan sumber air terkontaminasi sehinnga insan sulit menerima air minum yang sehat dan bersih
  1. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun sanggup mengalami pencemaran, penyebabkan antara lain :
    • Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik.
    • Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas.
Share on Google Plus

About Raden

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.