Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami sanggup menuntaskan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi kiprah mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan”. Makalah ini menjelaskan wacana pengertian dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan serta hubungannya antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan.
Meskipun banyak kendala yang kami dapatkan, tidak menjadi penghalang dalam penyusunan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dan umumnya bagi masyarakat.

Jakarta, 28 Oktober 2010

PENYUSUN


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di tempat perkotaan menyerupai Jakarta. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan ialah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan.
Selain peningkatan jumlah penduduk, tingkat pengangguran di kota juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan lantaran meningkatnya laju urbanisasi di kota-kota besar dan kurangnya lapangan pekerjaan. Penyebab ini mengakibatkan kekecewaan masyarakat desa yang sebelumnya telah menggantungkan harapannya di kota.
Untuk mengurangi tingkat pengangguran di perkotaan, sebaiknya masyarakat pedesaan yang berharap mendapatkan kehidupan yang yang lebih layak di kota lebih berfikir ulang untuk melakukannya. Karena kalau hal itu terjadi, bukan mereka saja yang akan mencicipi kekecewaan, masyarakat kota sendiripun akan terbebani lantaran kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik terhambat. Selain itu juga tingkat pengangguran akan semakin meningkat.

2. TUJUAN
1. Memahami pengertian masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
2. Mengetahui ciri-ciri dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
3. Mengetahui perbedaan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
4. Mengetahui korelasi yang terjadi antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
5. Memahami pengertian urbanisasi dan urbanisme
6. Mengetahui faktor penarik dan pendorong laju urbanisasi
7. Menjelaskan cara penanggulangan laju urbanisasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Menurut Para Tokoh
 R. Linton : masyarakat ialah setiap kelompok insan yang telah cukup usang hidup dan bekerjasama.
 M. J. Herskovits : masyarakat ialah kelompok individu yang dioraganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
 J. L. Gillin dan J. P. Gillin : masyarakat ialah kelompok insan yang terbesar dan memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
 S. R. Steinmetz : masyarakat ialah kelompok insan yuang terbesar yang mencakup pengelompokan-pengelompokan insan yang lebih kecil, yang memiliki perhubungan yang erat dan teratur.
 Hasan Shadily : masyarakat ialah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan memiliki imbas kebatinan satu sama lain.

1. Pengertian Masyarakat secara umum
 Masyarakat dalam arti luas ialah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Atau dengan kata lain, kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
 Masyarakat dalam arti sempit ialah sekelompok insan yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, contohnya teritorial (wilayah), bangsa, golongan, dan sebagainya. Contoh, ada masyarakat jawa, masyarakat sunda, masyarakat minang, masyarakat petani, dan sebagainya.

2. Syarat-syarat terbentuknya masyarakat :
1. Harus ada pengumpulan insan dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang usang di suatu tempat tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dibagi dalam dua bentuk, yaitu :
1. Masyarakat paksaan, contohnya : negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain.
2. Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
a) Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, menyerupai gerombolan (horde), suku (stam), yang bertalian lantaran korelasi darah/keturunan. Dan biasanya masih sederhana sekali kebudayaannya.
b) Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi lantaran kepentingan keduniaan/kepercayaan, contohnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja, dan lain-lain.
B. Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
1. Masyarakat Perkotaan
a) Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, ialah masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Pengertian kota sendiri ialah suatu himpunan penduduk duduk masalah yang tidak agraris, yang bertempat tinggal di dalam dan di sekitar suatu acara ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
b) Ciri-ciri yang menonjol pada masyarakat kota
1) Kurangnya kehidupan keagamaan bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2) Pada umumnya, masyarakat perkotaan tidak bergantung pada orang lain.
3) Pembagian kerja diantara warga-warga kota lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
4) Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5) Pada umumnya, masyarakat perkotaan berpikir secara rasional, mengakibatkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
6) Pada umumnya, masyarakat perkotaan lebih cermat dalam membagi waktu.
7) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan positif di kota-kota, alasannya ialah kota-kota biasanya terbuka dalam mendapatkan pengaruh-pengaruh dari luar.
2. Masyarakat Pedesaan
a) Pengertian desa dan masyarakat pedesaan
Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, desa ialah suatu kesatuan aturan dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu tempat dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan tempat lain.
Menurut Paul H. Landis, desa ialah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan ialah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berafiliasi secara erat tahan usang dengan sifat-sifat yang hampir sama (homogen) di suatu tempat (wilayah) tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris).
b) Ciri-ciri desa dan pedesaan
Adapun ciri-ciri dari desa ialah sebagai berikut :
a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama wacana kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara berusaha (ekonomi) ialah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti, iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris ialah bersifat sambilan.
Diantara ciri-ciri masyarakat pedesaan ialah :
a) Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya memiliki korelasi yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya diluar batas wilayahnya.
b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
d) Masyarakat tersebut homogen, menyerupai dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.

c) Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para hebat atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris.
Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat wacana damai, serasi yaitu masyarakat yang adem-ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal majemuk gejala, khususnya wacana perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
1) Konflik (pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang tenang dan serasi itu memang tidak sesuai dengan kenyataan alasannya ialah yang benar dalam masyarakat pedesaan ialah penuh duduk masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari dari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini mengakibatkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadibiasanya berkisar pada duduk masalah sehari-hari rumah tangga dan sering manjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada duduk masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dan sebagainya.
2) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para hebat aturan biasanya meninjau duduk masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.


3) Kompetisi (persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan ialah manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat sebagai insan biasanya yang antara lain memiliki saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh lantaran itu, maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan perjuangan untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau out put (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga adakala hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada keuntungannya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4) Kegiatan pada masyarakat pedesaan
Menurut Mubiyarto petani Indonesia memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Petani itu tidak kolot, tidak kurang berakal atau tidak malas. Mereka sudah bekerja keras sebisa-bisanya biar tidak mati kelaparan.
b. Sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil (petani gurem) dengan rata-rata luas sawah + 0,5 hayang serba kekurangan ialah tulus (menyerah kepada takdir) lantaran merasa tidak berdaya.
5) Sistem nilai budaya petani Indonesia
a. Para petani di Indonesia terutama di Jawa intinya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang positif dan menghindarkan diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan terperinci berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh perjuangan dan ikhtiar.
b. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan adakala untuk mencapai kedudukan.
c. Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang bisa untuk itu.bahkan adakala ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
d. Mereka menganggap alam tidak seram bila ada musibah atau tragedi lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya biar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja dengan beradaptasi dengan alam, kurang adanya perjuangan untuk menguasainya.
e. Dan untuk menghadapi alam, mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
3. Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa ciri yang sanggup membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota, antara lain ;
a) Jumlah dan kepadatan penduduk
b) Lingkungan hidup
c) Mata pencaharian
d) Corak kehidupan sosial
e) Stratifikasi sosial
f) Mobilitas sosial
g) Pola interaksi sosial
h) Solidaritas sosial
i) Kedudukan dalam hierarki sistem manajemen sosial
4. Hubungan Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah. Akan tetapi, keduanya memiliki korelasi yang erat dan ketergantungan satu sama lain, lantaran diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan menyerupai beras, sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga bergairah bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, contohnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga dibutuhkan oleh orang desa menyerupai bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.
C. URBANISASI DAN URBANISME
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi ialah proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota. Dapat juga diartikan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses tersebut ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b) Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja nonagraris di sektor sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa).
c) Tumbuhnya pemukiman menjadi kota.
d) Meluasnya imbas kota di tempat pedesaan di kepingan ekonomi, sosial, kebudayaan dan psikologis.
2. Faktor-faktor pendorong terjadinya urbanisasi antara lain :
e) Timbulnya kemiskinan di pedesaan.
f) Adanya golongan penduduk desa (muda-mudinya) yang ingin melepaskan diri dari tekanan adat-istiadat yang ketat.
g) Keinginan warga desa untuk menambah pengetahuan.
h) Kurangnya sarana rekreasi di desa.
i) Keinginan menyebarkan kemampuan lain dari bidang pertanian.
j) Keinginan menyelamatkan diri dari akhir kontradiksi dalam lingkup nasional.
k) Kegagalan panen.
3. Faktor-faktor penarik yang memperbesar arus urbanisasi
a) Anggapan bahwa di kota lebih gampang mencari pekerjaan.
b) Keinginan untuk mengangkat posisi sosial.
c) Kota dianggap sebagai tempat untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat.
d) Di kota ada kesempatan dan prasarana untuk menyebarkan perjuangan nonpertanian.
e) Kota memperlihatkan kemungkinan yang lebih memadai untuk pengembangan jiwa.


4. Akibat positif dan negatif yang ditimbulkan dari urbanisasi
Akibat positif :
a) Bertambahnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penduduk desa yang tinggal di kota.
b) Adanya perubahan status sosial pada masyarakat desa itu sendiri.
Akibat negatif :
a) Pengangguran
b) Naiknya kriminalitas
c) Persoalan pewismaan (tempat tinggal)
d) Kenakalan belum dewasa atau kejahatan anak-anak
5. Usaha-usaha menanggulangi urbanisasi ialah :
a. Lokal jangka pendek
a) Pembersihan daerah-daerah perkampungan gulung tikar yang ada di tengah kota.
b) Perbaikan kampung melarat.
c) Membuat dan melaksanakan proyek sites and service atau proyek plottownship.
d) Memperluas kesempatan kerja
b. Lokal jangka panjang
Pembangunan perumahan, lapangan kerja, infrastruktur, tempat rekreasi dan sebagainya.
c. Nasional jangka pendek
Adanya peraturan perundang-undangan wacana migrasi.
d. Nasional jangka panjang
a) Pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru
b) Rencana pembangunan tempat memusatkan perhatian pada pengembangan kota-kota sedang dan kecil.
c) Mengendalikan industrialisasi di kota-kota besar.
6. Pengertian Urbanisme
Dari pengertian urbanisasi yang menjelaskan wacana berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pengertian urbanisme lebih ditujukan kepada sikap hidup dan cara hidup di kota.

BAB III
KESIMPULAN
Masyarakat dalam arti luas ialah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan masyarakat dalam arti sempit ialah sekelompok insan yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, contohnya teritotial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat perkotaan ialah masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya dan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang kehidupannya masih dikuasai oleh moral istiadat lama.
Adapun ciri-ciri yang sanggup membedakan masyarakat kota dan masyarakat desa ialah jumlah dan kepadatan penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian, corak kehidupan sosial, stratifikasi sosial, mobilitas sosial, contoh interaksi sosial, solidaritas sosial dan kedudukan dalam hierarki sistem manajemen sosial.
Hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat desa, keduanya saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Masyarakat kota membutuhkan hasil produksi dari masyarakat desa, menyerupai pangan. Begitupun masyarakat desa membutuhkan hasil produksi dari masyarakat kota, menyerupai minyak tanah, transportasi dan sebagainya.
Urbanisasi merupakan proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota. Sedangkan yang dimaksud dengan urbanisme ialah sikap hidup atau cara hidup masyarakat di kota.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. ILMU SOSIAL DASAR. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Soekanto, Soerjono. 1990. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Jakarta : Rajawali PRESS


















Tim Penyusun :
Kelompok 4
Ratih Nurafriani
Siti Maesaroh
Mida Nur’aida
Kelas : 1-A
Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta

2010
Share on Google Plus

About Raden

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.